Bisnis.com, JAKARTA - Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BNI menargetkan imbal hasil pada tahun ini rata-rata 1,5% di atas bunga deposito.
Tahun lalu DPLK BNI mencatatkan imbal hasil (Return on Investmen/ROI) 7,63%. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 10,37%. Lebih rendahnya realisasi ini dikarenakan kondisi pasar modal pada akhir 2015 sempat turun tajam.
Walau lebih rendah, ROI DPLK BNI ini lebih baik dibandingkan rata-rata industri berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Otoritas mencatat rata-rata ROI dana pensiun lembaga keuangan di akhir 2015 hanya 5,8%.
Betty Alwi, Head DPLK BNI, mengatakan selain menargetkan imbal hasil lebih baik dari deposito pihaknya memasang target dana kelolaan bertambah sebesar Rp2,5 triliun.
Dengan target ini maka di akhir 2016 pihaknya akan mengelola asset under management (AUM) Rp15,7 triliun. Dia meyakini pertumbuhan AUM sebesar 18,95% hingga akhir tahun ini dapat direalisasikan.
“Untuk target return on investment [ROI] tahun ini 1,5% di atas bunga deposito,” kata Betty di Jakarta, Minggu (12/6/2016).
Betty mengatakan untuk membukukan imbal hasil yang baik tidak terlepas dengan pemilihan manajer investasi (MI). Di DPLK BNI, kata dia syarat pengelola dana yang dapat diajak bekerjasama diantaranya harus melihat total aset yang dikelola dibandingkan dengan angka industri.
Selain itu juga dilihat kemampuan MI mengembangkan aset investasi setiap tahunnya, historical return on investment dibandingkan dengan benchmark serta pengetahuan MI mengenai market updates.
“Jumlah nasabah yang dimiliki apakah ada perusahaan-perusahaan besar atau lebih ke retail juga menjadi pertimbangan,” kata dia.
Untuk tantangan bagi DPLK BNI di 2015, Betty mengatakan pihaknya harus berupaya konsisten menumbuhkan asset. Perlunya upaya lebih besar dikarenakan sebagian peserta telah mencapai usia pensiunnya. “Juga adanya pembayaran program pensiun untuk kompensasi pesangon yang umumnya jumlahnya besar,” jelas dia.
Betty mengatakan sejumlah perusahaan mengalihkan jaminan pensiunnya dari DPLK ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan karena kebijakan internal. Namun, terdapat juga yang merasa belum cukup dengan program jaminan sosial dasar itu sehingga menambah kepesertaan di DPLK.
“Kalau bicara mana yang lebih untung, dapat membandingkannya dengan yang paling mudah dari return on investment, atau dari kemudahan pencairan dana,” kata dia.
Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan memperkirakan target pertumbuhan dana kelolaan sepanjang 2016 di kisaran 20%.
Nur Hasan Kurniawan, Wakil Ketua Perhimpunan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), mengatakan sejumlah potensi masih dimiliki oleh DPLK. Tingginya ketidak stabilan usaha malah membuat produk DPLK seperti kompensasi pesangon makin diminati. Selain memudahkan perusahaan mengatur keuangan juga mendapatkan fasilitas keringanan pajak.