Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPLK Wajibkan Sertifikasi Bagi Tenaga Pemasar

Perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (P-DPLK) menargetkan proses sertifikasi bagi tenaga pemasar dimulai pada awal 2017.
Sampai akhir Juni proyeksinya aset bisa mencapai Rp57 triliun  Rp58 triliun. /Bisnis
Sampai akhir Juni proyeksinya aset bisa mencapai Rp57 triliun Rp58 triliun. /Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (P-DPLK) menargetkan proses sertifikasi bagi tenaga pemasar dimulai pada awal 2017.

Syarifudin Yunus, Kepala Bidang Humas Perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), menyatakan proses sertifikasi ini merupakan upaya memperkuat industri.

Dengan proses ini, kata dia maka tenaga penjual di dana pensiun memiliki standar dan pengetahuan yang cukup akan produk DPLK.

“Sertifikasi berlaku bagi seluruh tenaga penjual, tahap pertama kami akan lakukan serentak untuk tenaga eksisting,” kata Syarif di Jakarta, Senin (1/9/2016).

Dia menyatakan, proses sertifikasi ini telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan. Otoritas kata dia mendukung proses ini agar kapasitas pelaku di industri semakin baik. “Ke depannya kami harapkan seluruh tenaga di industri DPLK disertifikasi,” kata dia.

Nur Hasan Kurniawan, Wakil Ketua P-DPLK mengungkapkan peningkatan nilai aset dan investasi DPLK terus membaik membuat kebutuhan tenaga profesional menjadi keharusan. Hingga akhir tahun dengan bergulirnya program Tax Amnesty pihaknya dapat meraup aset kelolaan hingga Rp80 triliun.

Dia menjelaskan hingga akhir kuartal I/2016 nilai total aset industri mencapai Rp54 triliun. Pihaknya pun meyakini realisasi pertambahan nilaiasset under management (AUM) industri DPLK mampu tumbuh signifikan hingga akhir Juni.

“Sampai akhir Juni proyeksinya aset bisa mencapai Rp57 triliun – Rp58 triliun,” ungkapnya, pekan lalu.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan mengenai statistik dana pensiun, nilai total aset DPLK pada Juni 2015 mencapai Rp41,98 triliun. Dengan begitu, proyeksi total aset DPLK per Juni 2016 tersebut bertumbuh sekitar 35%-38% (year-on-year/y-o-y).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper