Bisnis.com, JAKARTA-Dalam teori komunikasi visual, logo didefinisikan sebagai cara mengidentifikasi bisnis dalam bentuk yang paling sederhana melalui penggunaan tanda atau ikon.
Maka citra sebuah perusahaan tak bisa dilepaskan dari pemilihan logonya. Tak jarang sebuah perusahaan rela menggelontorkan uang miliaran rupiah untuk mengganti logonya.
Salah satu contohnya adalah Pepsi. Perusahaan minuman asal Amerika Serikat ini rela menghabiskan uang sampai Rp13,2 miliar hanya untuk mendesain ulang logonya.
Dunia perbankan pun demikian. Sebagai bisnis yang mengandalkan kepercayaan, citra perusahaan adalah segala-galanya. Dan citra tersebut dapat tercermin dari logo yang menarik dan bermakna dalam.
Salah satu perubahan logo bank yang fenomenal di Indonesia adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI).
Pasca diguncang skandal pencairan kredit, BNI melakukan transformasi bisnis besar-besaran dengan mengganti logonya. Strategi ini terbukti efektif karena kini BNI bertengger sebagai salah satu dari empat bank terbesar di Tanah Air.
Belakangan ini beberapa bank di Indonesia melakukan re-branding dengan mendesain ulang logonya. Salah satunya adalah PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (BRI Agro).
Dalam paparan publik terkait kinerja bisnis beberapa waktu lalu, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) ini mengumumkan niat perseroan untuk mengganti logonya. I Komang Sudiarsa, Direktur Utama BRI Agro mengatakan logo baru tersebut akan resmi dipakai tahun depan.
Tujuan dari re-branding tersebut adalah untuk memperlihatkan identitas baru perseroan. Dengan identitas baru tersebut diharapkan bisa memperkuat strategi pemasaran produk BRI Agro. Disamping itu sinergi bisnis dengan induk dan anak usaha BRI yang lain bisa semakin erat.
Terkait strategi pemasaran, BRI Agro ingin menegaskan posisi mereka sebagai anak usaha BRI yang siap mendukung bisnis induk. Hal ini terlihat dari desain logo baru yang menyematkan logo BRI disamping tulisan AGRO.
Image baru ini juga tak lepas dari niat perseroan untuk naik kelas ke bank umum kelompok usaha (BUKU) III pada 2018. BRI selaku induk sudah berkomitmen mendukung lewat skema rights issue secara bertahap.
"Terkait logo baru, induk sudah menyetujui. Saat ini sedang dalam proses legalisasi di Kementerian Hukum dan HAM dan OJK [Otoritas Jasa Keuangan]," katanya.
Bank lain yang juga melakukan perubahan logo adalah PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE). Direktur Utama Bank BKE Sasmaya Tuhuleley menjelaskan perubahan tersebut sebagai bentuk keseriusan pihaknya melakukan transformasi bisnis.
Sebelumnya, dalam tampilan logo BKE tertulis 'Bank Kesejahteraan Ekonomi'. Sedangkan di logo barunya disederhanakan dan hanya tertera tulisan 'Bank BKE' dengan warna biru gradasi.
Dalam sebuah kesempatan wawancara dengan Bisnis, Sasmaya bercerita tentang image bank yang dipimpinnya. Dia mengakui selama ini BKE kurang dikenal. Kalaupun ada yang tahu, bisa dipastikan itu adalah pegawai negeri sipil atau anggota koperasi yang diberi kredit oleh BKE.
"Padahal bila dilihat sejarahnya, kami punya akar yang kuat. Tapi karena image yang kurang dipoles maka bank ini kurang dikenal," ujarnya.
Disamping itu, perubahan logo BKE juga tak lepas dari rencana bank yang fokus pada pembiayaan koperasi pegawai negeri tersebut untuk naik kelas. Saat ini BKE masih berstatus BUKU I.
Namun tahun depan BKE siap menjadi perusahaan terbuka dengan melakukan initial public offering(IPO). Perseroan berharap lewat aksi korporasi tersebut dapat memeroleh tambahan modal sekitar Rp700 miliar-Rp800 miliar. Saat ini posisi modal BKE sekitar Rp300 miliar.
Dilihat dari alasan dibalik perubahan logo kedua bank diatas, keduanya punya kesamaan dalam hal rencana bisnis. Keduanya sama-sama punya harapan tinggi untuk berkespansi yang didahului oleh kampanye image baru mereka.
