Bisnis.com, JAKARTA — Kemenangan Donald J. Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat berdampak tersendiri bagi pelaku indsutri dana pensiun lembaga keuangan (DPLK).
Wakil Ketua Umum Perkumpulan DPLK Nur Hasan Kurniawan mengakui pihaknya masih sulit untuk memprediksi realisasi hasil usaha investasi hingga akhir tahun ini.
“Yang itu [hasil investasi] belum ada gambaran semenjak Trump effect,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (13/10/2016).
Data Otoritas Jasa Keuangan menunjukkan per September 2016 nilai investasi dana pensiun (dapen) bertumbuh 22,41% (year-on-year/y-o-y) menjadi Rp226,80 triliun.
Sementara itu, hasil usaha investasi dapen tercatat senilai Rp11,45 triliun atau tumbuh 7,22% (y-o-y).
Bila dirincikan, Dana Pensiun Pemberi Kerja yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) mencatatkan pertumbuhan tipis pada hasil usaha investasi, yakni 0,92% (y-o-y) menjadi Rp7,74 triliun.
Hasil usaha investasi DPPK Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) meningkat 8,50% (y-o-y) menjadi Rp1,09 triliun.
Sedangkan, DPLK meraih pertumbuhan signifikan pada hasil usaha investasi, yaitu sebesar 30, 52% (y-o-y) menjadi Rp2,63 triliun.
Meskipun begitu, Nur Hasan tetap optimistis DPLK akan mampu membukukan nilai aset senilai Rp65 triliun pada akhir 2016.
“Proyeksinya sampai akhir tahun aset bisa Rp65 triliun,” ungkapnya.