Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) akan fokus membidik peningkatan dana murah (current account saving account / CASA) pada tahun ini demi memaksimalkan pembiayaan.
Direktur Consumer Banking Bank BTN Handayani mengatakan pada tahun lalu dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perseoran mencapai Rp160 triliun.
"Tahun ini kami targetkan tumbuh sekitar 25% dari realisasi tahun lalu," katanya kepada Bisnis, Minggu (19/2/2017) malam.
Dia memerinci, dari jumlah capaian tahun lalu, dana murah seperti simpanan dan giro tumbuh 29,85% atau sebesar Rp80,68 triliun sehingga rasio CASA terhadap total DPK pun kian terkerek menjadi 50%. Adapun sisanya disumbang oleh kenaikan dana mahal deposito, baik ritel maupn korporasi.
Bank berkode BBTN ini menargetkan komposisi CASA terhadap DPK dapat meningkat menjadi sekitar 54% demi menjaga likuditas perseroan hingga akhir tahun 2017.
"Tahun ini kami ingin meningkatkan CASA-nya supaya mendapatkan sustanability funding dan funding yang murah," ujar Handayani.
Baca Juga
Untuk itu, imbuhnya, tahun ini BTN akan banyak meluncurkan program terkait tabungan dan giro, baik berupa penambahan fitur maupun penambahan produk baru. Dilihat dari mata uangnya, BTN lebih mengincar dana-dana rupiah.
Salah satu jenis produk yang akan diluncukan tahun ini, yakni tabungan dalam bentuk mata uang rupiah dan dolar Singapura untuk menjaring dana dari program tax amnesty.
Hingga tahun lalu, total dana repatriasi program amnesti pajak yang masuk ke bank pelat merah ini mencapai Rp580 miliar. Mayoritas dana tersebut ditampung dalam bentuk simpanan dan deposito.
"[Ekspekatasi jumlah dana dari amnesti pajak] karena ini sudah mendekati periode terakhir, harapan kami paling tidak bisa sama dengan tahun lalu. Karena kami ini kebanyakan nasabahnya developer, sehingga dana amnesti pajak itu akan digunakan untuk investasi kembali menambahkan modal bagi proyek mereka."