Bisnis.com, JAKARTA - PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) mencatatkan penurunan laba bersih sepanjang 2016.
Budi Tjahjono, Direktur Utama PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero), mengatakan sepanjang 2016 laba bersih perseroan mencapai Rp907 miliar. Realisasi itu mengalami penurunan seiring upaya perseroan meningkatkan pencadangan.
“Laba 2016 mencapai Rp907 miliar, menurun karena pencadangannya naik,” ungkapnya kepada Bisnis di Jakarta Kamis (23/3/2017).
Selain itu, jelas Budi, Askrindo juga mencatatkan peningkatan klaim sepanjang tahun lalu.
Berdasarkan data yang dipresentasikan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Kamis (23/3/2017), Askrindo sebenarnya telah mencatatkan laba di atas Rp1 triliun pada 2015.
Sepanjang 2017, Budi menjelaskan Askrindo berencana meningkatkan kinerja. Menurutnya, separuh dari penjaminan pada program kredit usaha rakyat (KUR) yang plafonnya pada tahun ini mencapai Rp110 triliun akan diserap oleh Askrindo, sedangkan separuh lainnya akan ditanggung oleh Perum Jamkrindo.
Dia meyakini pihaknya masih mampu merealisasikan penjaminan tersebut kendati gearing ratio, atau rasio antara jumlah pinjaman dibandingkan dengan modal sendiri perusahaan, berpotensi meningkat tanpa dukungan penyertaan modal negara (PMN).
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.84/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, gearing ratio dibatasi maksimal 10 kali. “Gearing ratio dengan plafon sekarang masih cukup, tanpa PMN.”
Pada 2016, jelas Budi, plafon KUR ditargetkan sebesar Rp100 triliun dan realisasinya per akhir Desember mencapai Rp96 triliun. Dari realisasi tersebut, sebutnya, Askrindomenjamin penyaluran KUR senilai Rp52 triliun. “Jadi, penjaminan kita mencapai sekitar 53% dari total plafon tahun lalu.”