Bisnis.com, JAKARTA – Pemegang saham PT Bank Danamon Indonesia yakni Temasek mendukung investasi Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) kepada Bank Danamon.
Temasek telah menjadi pemegang saham yang signifikan di PT Bank Danamon Indonesia (Danamon) sejak tahun 2003 atau sejak sekitar 14 tahun lalu.
Danamon tumbuh secara signifikan bersama Indonesia, dipimpin oleh jajaran manajemen dan di bawah pengawasan dewan Komisaris.
Tan Chong Lee, President & Head, South East Asia Temasek mengatakan, tahap kesepakatan ini selaras dengan pertumbuhan Indonesia.
“Seperti yang telah diumumkan oleh Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), kami telah memasuki tahap kesepakatan untuk perjanjian-perjanjian jual beli saham bersyarat dari saham kami yang berjumlah 73,8%. MUFG adalah salah satu grup finansial terbesar di dunia. Dengan waralaba atau franchise yang kuat di Indonesia dalam bidang pembiayaan korporasi dan pembiayaan infrastruktur, MUFG berada pada posisi yang baik untuk memperkuat waralaba Danamon dan membawa Danamon melangkah ke tahap pertumbuhan selanjutnya,” tuturnya melalui siaran resmi yang diterima Bisnis, Selasa (26/12/2017).
Dia mengatakan, pihaknya percaya bahwa minat MUFG terhadap Danamon merupakan bukti kepercayaan mereka kepada bank tersebut. Kombinasi tersebut juga akan selaras dengan tujuan-tujuan pembangunan dan pertumbuhan Indonesia.
Baca Juga
“Temasek akan bekerja sama secara erat dengan MUFG untuk mendukung Danamon selama periode ini guna meningkatkan nilai bagi para pemangku kepentingan utama Danamon, termasuk para pelanggan dan karyawannya, serta untuk membawa bank tersebut maju ke tahap pertumbuhan berikutnya,” ujar Tan.
Temasek, lanjutnya, akan tetap berinvestasi di Indonesia di berbagai sektor termasuk konsumen, real estat dan juga tren teknologi dan layanan keuangan yang sedang berkembang.
Dengan adanya reformasi regulasi dan pertumbuhan yang stabil, Temasek menyatakan tetap optimisis terhadap peluang investasi di Indonesia.
Dalam sebuah studi yang baru-baru ini diluncurkan bersama Google, Temasek memperkirakan bahwa ekonomi internet Asia Tenggara akan tumbuh menjadi US$200 miliar pada tahun 2025, sebagian besar didorong oleh pertumbuhan perjalanan online, e-commerce, dan media online.
“Ini merupakan peluang besar bagi para investor untuk memanfaatkan tren digital yang tengah tumbuh dan berkembang, terutama di Indonesia mengingat populasinya yang besar, kelas menengah yang terus berkembang, dan ekosistem digital yang juga berkembang pesat,” ujar Tan.