Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah kinerja kredit industri perbankan yang masih belum bergerak dari satu digit, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menyatakan masih mampu mencetak pertumbuhan dua digit pada kuartal awal tahun ini.
Menurut Direktur Utama Bank BRI Suprajarto realisasi pertumbuhan penyaluran kredit pada Januari – Maret tahun ini di atas rata-rata kinerja industri.
“Kenaikan kredit kuartal I/2018 kami dua digit, 11 koma sekian persen. Kalau industri kayaknya masih belum,” katanya saat ditemui di Jakarta, Senin (2/4/2018).
Suprajarto menuturkan, penopang kenaikan kinerja tersebut masih didominasi oleh kredit modal kerja dan juga kredit konsumsi. Hal ini sejalan dengan fokus perseroan di segmen perbankan mikro dan ritel.
Adapun porsi untuk kredit investasi, lanjutnya, masih terbilang kecil. “Saya tidak bawa datanya, tapi di BRI kredit investasi kami masih kecil, sebagian besar masih kredit modal kerja karena kami tetap fokus di mikro dan ritel,” paparnya.
Sebagai gambaran, mengacu pada data Analisis Uang Beredar terbaru yang dilansir Bank Indonesia, sampai Februari 2018 penyaluran kredit industri perbankan hanya tumbuh 8,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Total nilainya sebesar Rp4.690,6 triliun.
Kenaikan kredit industri perbankan masih bertumpu pada kredit perorangan atau ritel dengan porsi 46,9% dan pertumbuhan 9,4% secara year on year (yoy). Adapun, untuk kredit korporasi dengan pangsa 41,4% tercatat tumbuh 7,3%.
Dengan kata lain, peningkatan pertumbuhan kredit perbankan masih dimotori oleh kenaikan kredit modal kerja dan konsumsi. Sementara itu, kredit investasi belum menunjukkan kenaikan berarti. Pertumbuhannya dalam dua bulan pertama tahun ini stagnan di level 4,6% dengan nilai Rp1.171,2 triliun.
Suprajarto menyatakan faktor stagnannya kredit investasi lantaran para pelaku usaha masih cenderung menahan ekspansi sehingga permintaan masih lamban. “Mereka antisipasi kondisi politik, jadi kalau untuk investasi besar mereka mau lihat seperti apa dulu kondisinya. Sekarang masih wait and see,” tuturnya.
Namun, dia optimistis, permintaan kredit investasi akan meningkat terutama pada semester II/2018 apabila momentum pemilihan kepala daerah serentak telah rampung.
Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI, menambahkan selaras dengan kenaikan kredit BRI juga mencatatkan pertumbuhan di sisi penghimpunan dana masyarakat. Kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) terjadi pada produk dana murah seperti simpanan dan juga dana mahal deposito. “Overall semuanya masih tumbuh kok, baik deposito maupun tabungan, kurang lebih 9%-10%,” ungkapnya.