Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. masih mengandalkan nasabah payroll untuk mengembangkan bisnis kredit tanpa agunan (KTA) karena dinilai lebih aman.
EVP Consumer Loan Division BRI Sutadi Prayitno mengatakan bahwa sekitar 80% KTA berasal dari debitur yang merupakan nasabah payroll. “Memang ada juga yang non-payroll tetapi lebih banyak ya payroll,” ucapnya kepada Bisnis, Selasa (22/5/2018).
BRI memproyeksikan kinerja penyaluran KTA pada kuartal II/2018 ini setidaknya akan sama baiknya dengan tiga bulan pertama kemarin. Apalagi berhadapan dengan momen Idulfitri yang biasanya mendongkrak konsumsi dan kebutuhan masyarakat mencapai dua kali lipat.
Nasabah payroll yang menjadi target potensial untuk menjadi debitur KTA BRI mayoritas aparatur sipil negara (ASN) serta perusahaan-perusahaan pelat merah. “KTA ini erat kaitannya dengan suku bunga karena ini debiturnya dari fixed income, bunga mana yang lebih murah sedikit akan dipilih,” kata Sutadi.
Dalam perkembangan lain, Kepala Bagian Pengembangan dan Pemasaran KPR BRI Zairin mengatakan, perseroan sedang bersiap memfasilitasi kebutuhan kredit properti untuk hunian berkonsep TOD yang hendak dibangun Perum Perumnas di kawasan Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Setelah itu, BRI akan melanjutkan dengan sejumlah proyek hunian TOD di wilayah lain, seperti Depok dan Tangerang Selatan.
“Kami salah satu bank utama yang bekerja sama dengan Perumnas untuk fasilitasi KPR/KPA. Yang kami biayai itu kredit pemilikan huniannya,” tuturnya, Selasa (22/5).
Untuk proyek hunian berkonsep TOD di kawasan Tanjung Barat tersebut, BRI mendapat jatah untuk memfasilitasi kredit pemilikan sekitar 1.000 unit apartemen. Tipe apartemennya tidak hanya yang menengah dan bawah tetapi juga kelas atas.
Sejauh ini, BRI mengaku tidak memberikan bunga kredit khusus untuk pengajuan pemilikan properti tersebut. Namun demikian, bank pelat merah tersebut memberikan sweetener berupa diskon biaya provisi hingga 50%, serta pengurangan biaya adiminstrasi.