Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri akan Revisi Margin Bunga Bersih

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menyatakan belum akan melakukan penyesuaian suku bunga kredit dalam waktu dekat untuk merespons kenaikan suku bunga acuan BI-7 days (reverse) repo rate.
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk. Kartika Wirjoatmodjo memberikan sambutan pada pembukaan Seminar Reformasi Pajak di Jakarta, Senin (30/10)./JIBI-Dwi Prasetya
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk. Kartika Wirjoatmodjo memberikan sambutan pada pembukaan Seminar Reformasi Pajak di Jakarta, Senin (30/10)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menyatakan belum akan melakukan penyesuaian suku bunga kredit dalam waktu dekat untuk merespons kenaikan suku bunga acuan BI-7 days (reverse) repo rate.

Kendati demikian, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pihaknya telah melakukan penyesuian suku bunga deposito atau counter deposito rate. Hal itu, menurutnya, tidak dapat dihindari sebagai dampak dari kenaikan suku bunga acuan.

“Kredit kita belum perlu menyesuaikan, jadi tahun ini kita revisi net interest margin [NIM] dulu saya rasa untuk kredit pada semester II masih ada room tetap dengan suku bunga yang sama,” kata pria yang akrab disapa Tiko tersebut, Senin (25/6/2018).

Mengenai potensi kenaikan BI rate untuk merespons kenaikan The Fed beberapa waktu lalu, Tiko mengatakan hal itu sangat mungkin dilakukan. Pasalnya, bukan hanya bank sentral saja yang perlu melakukan penyesuaian suku bunga, melainkan semua bank sentral di dunia.

“Di emerging market, ada penyesuaan karena kebijakan The Fed lebih agresif dari perkiraan awal karena ekonomi AS membaik dan semua negara emerging market harus cepat menyesuaikan perubahan monetary policy,” katanya.

Selain itu, dia berpendapat rencana BI mengambil kebijakan dengan melakukan pelonggaran loan to value (LTV) akan berdampak positif terhadap pertumbuhan kredit perbankan. Apabila hal tersebut dilakukan, menurutnya, pihak pengembang akan mendapatkan kemudahan pembangunan.

“Positif, lokomotif pertumbuhan kredit itu konsumsi dan mortgage. Relaksasi LTV ini dari awal sudah inden dengan KPR, harapannya nanti pengembang bsia lebih punya keleluasaan membangun dan membeli lebh cepat dari sebelumnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper