Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia Catat Deposito Nasabah Perorangan Tumbuh Negatif

Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan simpanan berjangka alias deposito perbankan sebesar 5,1% secara tahunan (year on year/YoY) pada Oktober 2024.
llustrasi Deposito. Bisnis/Nurul Hidayat
llustrasi Deposito. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan simpanan berjangka alias deposito perbankan sebesar 5,1% secara tahunan (year on year/YoY) pada Oktober 2024. Angka ini melambat dibandingkan pertumbuhan 5,3% YoY pada bulan sebelumnya.

Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar yang dirilis BI, laju pertumbuhan deposito golongan nasabah korporasi naik tipis dari 14% per September 2024 menjadi 14,1% per Oktober 2024, dengan simpanan senilai Rp1.553,1 triliun.

Namun demikian, deposito golongan nasabah perorangan mencatatkan pertumbuhan negatif sebesar 3,5% YoY pada bulan kesepuluh tahun ini, lebih dalam dibandingkan September 2024 yang minus 2,7%. Total simpanan berjangka nasabah perorangan sejauh ini ialah Rp1.437,3 triliun.

Sementara itu, deposito dari golongan nasabah lainnya masih mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 9,7% YoY hingga mencapai Rp146,1 triliun pada Oktober 2024. Persentase ini melampaui capaian 5,6% pada September 2024.

Pelambatan simpanan berjangka ini selaras dengan tren pada dana pihak ketiga (DPK) yang hanya tumbuh 6% YoY hingga mencapai Rp8.460,6 triliun per Oktober 2024, melambat dari pertumbuhan 6,7% per September 2024.

“DPK korporasi tumbuh sebesar 12,8% YoY, setelah tumbuh 13,5% YoY pada September 2024. Sementara itu, DPK perorangan tumbuh sebesar 0,5% YoY, relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya [0,6% YoY],” tulis BI, dikutip Minggu (24/11/2024).

Berdasarkan catatan Bisnis, BI berupaya mengoptimalkan instrumen Sekuritas Rupiah BI (SRBI) untuk menarik modal asing dan mendorong stabilitas rupiah. Hal ini sebagaimana disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo.

Perry menyampaikan, meskipun rupiah mengalami depresiasi sebesar 2,74% dari akhir 2023 hingga 19 November 2024 ini, hal tak sedalam mata uang negara lain seperti dolar Taiwan, peso Filipina, dan won Korea yang masing-masing terdepresiasi sebesar 5,26%, 5,83%, dan 7,53%. 

Menurutnya, suku bunga acuan alias BI Rate yang ditahan di level 6% pada dua bulan terakhir juga menjadi bagian dari upaya menjaga stabilitas rupiah.

“Ini kan membantu stabilisasi nilai tukar. Tadi ada potensi arus keluar di Indonesia, SRBI masih bisa masuk dan mendukung stabilisasi nilai tukar rupiah,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (20/11/2024).

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper