JAKARTA -- BNI Syariah meraup laba Rp202,9 miliar sepanjang semester I/2018. Capaian ini naik 23% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan pertumbuhan laba disokong oleh ekspansi pembiayaan, peningkatan fee based income, dan optimalisasi rasio dana murah.
Penyaluran pembiayaan BNI Syariah naik 11,4% menjadi Rp25,1 triliun. Kredit konsumer masih mendominasi portofolio dengan realisasi Rp12,9 triliun. Namun kredit komersial dan tumbuh tinggi atau 22% menjadi Rp5,3 triliun.
"Dari manajemen, kami boleh tumbuh, tapi di level moderat," kata Abdullah di kantor pusat BNI Syariah, Jakarta, Rabu (26/7/2018).
Dia mengatakan menjaga kualitas aset adalah satu hal yang utama saat ini. Paruh pertama 2018, rasio kredit bermasalah atau non performing finance(NPF) BNI Syariah 3,04%. Capaian ini lebih baik dibandingkan tahun lalu, yaitu 3,38%.
Sementara itu fee based income selama 6 bulan pertama ini mencapai Rp72 miliar.
Abdullah melanjutkan dana pihak ketiga (DPK) pun tumbuh sehat. DPK naik 21,5% menjadi Rp32,4 triliun.
Hal itu dicapai seiring dengan peningkatan rata-rata jumlah nasabah per bulan. "Tahun lalu per bulan nasabah baru 21.000, tahun ini sudah 31.000," katanya.
Komposisi dana murah naik menjadi 52,81%. Tahun lalu kontribus dana murah terhadap portofolio DPK 47,63%.