Bisnis.com, JAKARTA - Digital menjadi saluran terbaik dalam merangkul milenial untuk berasuransi. Beruntung, pemerintah membantu jalur tersebut dengan mengeluarkan sejumlah regulasi.
Sales Director MNC Life, Aldi Rinaldi menuturkan digital menjadi jalur alternatif untuk melakukan penetrasi ke milenial. Dirinya melihat jalur tersebut dapat menjangkau semua lini.
Selain itu, biaya pemasaran lewat digital juga terhitung lebih efisien karena sifatnya yang paperless dan hanya memerlukan sumber daya manusia yang sedikit.
"Melalui channel tersebut kami juga mengembangkan pemasaran melalui digital seperti mobile apps Siagaku, e-voucher dan iLucky reseller," kata Aldi kepada Bisnis, Sabtu (28/9/2018).
Aldi memuji Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang terus mendukung inovasi di dunia digital. Lanjutnya, meski saat ini OJK belum mengeluarkan regulasi mengenai insurtech, akan tetapi saluran asuransi digital lainnya perlahan telah diberi payung hukum.
Sejauh ini, OJK telah mengatur perizinan bagi perusahaan peminjaman uang tunai berbasis teknologi yang diatur dalam POJK no.77/2016. Kemudian untuk penjaminan diatur dalam POJK no.2/2017.
"Di mana melalui pemasaran digital yang praktis dan cepat sesuai dengan budaya milenial," ujarnya.
Merujuk Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 tercatat jumlah milenial mencapai 84 juta jiwa atau setara dengan 50%.
Riset Nielsen Global tahun 2015, milenial masih dianggap generasi yang paling sedikit tersentuh asuransi. Butuh upaya lebih untuk merangkul orang dengan usia produktif.
Untuk diketahui, total aset MNC Life pada 2017 sebesar Rp438 miliar, turun 12% dari tahun sebelumnya Rp498 miliar. Adapun pendapatan premi 2017, sebesar Rp196 miliar, turun 8% dibanding 2016 sebesar Rp214 miliar.