Bisnis.com, MADIUN — PT INKA (Persero) mengincar proyek pengadaan kereta api dari Taiwan senilai Rp22,2 triliun.
Direktur Produksi INKA Bayu Waskita mengatakan saat ini, BUMN tersebut tengah melakukan negosiasi terkait dengan proyek pengadaan kereta api di Taiwan. Peluang memenangkan tender tersebut dinilai cukup besar karena harga yang ditawarkan kompetitif dengan penawaran pesaing.
Proyek yang dincar INKA yaitu pengadaan 60 cars Diesel Electric Multiple Unit (DEMU).
“Asal ada dukungan dari pemerintah, seperti diberikan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE ), maka harga yang dibuat INKA sangat kompetitif,” ujarnya di sela-sela "Seminar Ekonomi: Upaya Mendorong Pertumbuhan Investasi Manufaktur dan Pariwisata di eks-Karesidenan Kediri-Madiun Pascapembangunan Tol Trans Jawa dan Double Track Railway", di Madiun, Jawa Timur, Jumat (2/11/2018).
Jika proyek tersebut berhasil dimenangkan, maka pengerjaannya akan dilakukan mulai tahun depan dan berlangsusng selama tujuh tahun. Adapun pembicaraan terkait proyek ini dilakukan sejak awal 2018.
Selain itu, perseroan juga mengincar pemesanan kereta barang dari Meksiko. Negara Amerika Utara itu membutuhkan banyak kereta karena ada rencana membangun jalur kereta api yang menghubungkan Laut Karibia dengan Samudera Pasifik, sehingga pengiriman barang maupun orang tidak perlu melalui Terusan Panama yang berada jauh di selatan.
Saat ini, telah diselesaikan 22 unit kereta broad gauge dan 28 unit sisanya akan dikirim pada Desember 2018 dengan nilai ekspor Rp600 miliar.
Proyek lain yang dikerjakan pada tahun depan adalah pengiriman 200 unit kereta meter gauge ke Bangladesh dengan nilai Rp600 miliar. Ada pula pengerjaan 2 TS DMU, 4 TS DMU, serta 3 loko senilai Rp700 miliar untuk Filipina, yang akan dikirim pada 2020.
Untuk pemesanan dari dalam negeri, ada permintaan dari PT KAI (Persero) untuk 38 trainset dengan nilai Rp2,1 triliun. Sebanyak 28 trainset akan diselesaikan pada kuartal I/2019.
Perusahaan kereta pelat merah itu juga memesan 186 unit Light Rail Transit (LRT) senilai Rp3,9 triliun untuk angkutan LRT Jabodetabek.