Adapun kredit investasi diselimuti tren positif hingga kuartal ketiga tahun ini. Kendati manufaktur, penyumbang portofolio terbesar, belum menunjukan geliat, tetapi sektor lain berhasil mendorong pertumbuhan lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu.
Mengutip data Bank Indonesia, kredit investasi sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd) naik 7,2% per September 2018. Kontras dengan periode yang sama tahun lalu, di mana hanya naik kurang dari 1% sepanjang tahun berjalan.
Agrikultur, pengadaan gas dan listrik, serta perdagangan besar dan eceran termasuk di dalamnya reparasi mobil dan motor menjadi motor penggerak. Ketiganya masing-masing tumbuh 4,6% ytd, 13,7% ytd, dan 12,3% ytd.
Berdasarkan jenisnya, seluruh bank membukukan pertumbuhan sepanjang tahun ini. Bank asing dan campuran tumbuh paling tinggi sepanjang tahun berjalan, atau naik 15,0% menjadi Rp121,8 triliun.
Selain BRI Agro, bankir lain pun optimistis tren positif kredit investasi masih akan terjaga hingga tutup tahun. Tren kenaikan suku bunga dan ketidakpastian ekonomi global tidak mengganggu permintaan.PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mencatat pertumbuhan kredit investasi sebesar 11,6% secara tahunan (year-on-year/yoy) per kuartal III/2018, menjadi Rp138,1 triliun. Wakil Presiden Direktur BNI Herry Sidharta mengatakan sejauh ini pelaku usaha masih optimistis Indonesia merupakan pasar yang menjanjikan. Tantangan ekonomi yang terjadi belakangan tidak menyurutkan perusahaan-perusahaan besar melakukan ekspansi.
“Potensinya masih di bidang infrastruktur,manufaktur, dan perkebunan,” katanya.