Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Bank Sumsel Babel) menyatakan akan memperluas jangkauan penggunaan uang elektronik perseroan atau BSB Cash. Saat ini, floating fund uang elektronik BSB CASH sudah melebihi Rp1 miliar.
Floating fund adalah seluruh nilai uang elektronik yang diperoleh penerbit dari hasil penjualan uang elektornik atau pengisian ulang uang elektronik yang masih merupakan kewajiban penerbit kepada pemegang dan merchant.
"Pertumbuhan penggunaan BSB Cash didorong adanya kebijakan penggunaan kartu uang elektronik di Tol Paliandra-Bakauheni, Light Rail Transit (LRT), dan fasilitas umum lainnya," ujar Direktur Pemasaran Bank Sumsel Babel Antonius Prabowo Argo kepada Bisnis, Rabu (9/1/2019).
Tahun ini, perseroan mengharapkan regulasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) dapat diterapkan kepada uang elektronik. Pasalnya, hal tersebut menjadikan uang eletronik Bank Sumsel Babel dapat digunakan secara nasional.
Per November 2018, pendapatan operasional selain bunga perseroan naik 8% menjadi Rp189 miliar. Selain itu, pendapatan bunga bersih tumbuh 14,54% menjadi p1,4 triliun dari Rp1,2 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan tersebut membuat laba bersih perseoan melesat 20,35% menjadi Rp343 miliar dari realisasi periode yang sama tahun lalu, yang senilai Rp285 miliar.
Antonius menuturkan pihaknya belum menetapkan target floating fund pada tahun ini. Namun, perseroan akan menghimpun floating fund setinggi-tingginya sepanjang 2019.
Pada tahun depan, lanjutnya, perseroan juga akan mengembangkan fitur QR Code dalam produk mobile banking perseroan. Fitur tersebut akan dikembangkan melalui pengembangan para merchant mitra perseroan agar nasabah perseroan dapat bertransaksi secara ritel.
Seperti diketahui, Bank Sumsel Babel merupakan salah satu dari 34 penerbit uang elektronik, baik dalam bentuk kartu maupun server, yang memiliki izin dari Bank Indonesia (BI). Saat ini, ada sekitar 34 perusahaan yang telah mengantongi izin penyelenggaraan transaksi pembayaran dengan uang elektronik.
Perusahaan-perusahaan tersebut yakni Artajasa Pembayaran Elektronis, BCA, Bank CIMB Niaga, Bank DKI, Bank Mandiri, Bank Mega, BNI, Bank Nobu, Bank Permata, BRI, Finnet Indonesia, Indosat, Nusa Satu Inti Artha, dan Skye Sab Indonesia.
Lalu, Telekomunikasi Indonesia, Telekomunikasi Seluler, XL Axiata, Smartfren Telecom, Dompet Anak Bangsa (Go-Pay), Witami Tunai Mandiri (True Money), Espay Debit Indonesia Koe, Bank QNB Indonesia, BPD Sumsel Babel, Buana Media Teknologi, Bimasakti Multi Sinergi, Visionet Internasional, Inti Dunia Sukses, Veritra Sentosa Internasional, Solusi Pasti Indonesia, Bluepay Digital Internasional, Ezeelink Indonesia, E2Pay Global Utama, Cakra Ultima Sejahtera, dan Airpay International Indonesia.