Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. memberikan sinyal bahwa bank kecil yang mau diakuisisi bukan perusahaan yang terdaftar di lantai bursa atau private company.
“Banyak rumor. Kasihan masyarakat tertipu rumor. [Rencana akuisisi] Bukan bank publik,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja kepada Bisnis, Rabu (16/1/2019).
Seperti diketahui, dua nama bank kecil yang berstatus sebagai perusahaan publik sempat disebut-sebut sebagai incaran BCA, yakni PT Bank Ganesha Tbk. dan PT Bank Agris Tbk. Harga saham Bank Ganesha beberapa kali melejit gara-gara rumor akuisisi.
Pada periode awal Maret 2017, harga saham Bank Ganesha melejit 62,5% menjadi Rp143 per saham. Namun, pasca rumor itu mereda, harga saham kembali merosot menjadi berkisar Rp80 sampai dengan Rp90 per saham.
Pada tahun lalu, harga saham Bank Ganesha lagi-lagi melambung karena rumor serupa. Per akhir Januari hingga Februari, harga saham BGTG melejit 112,94% menjadi Rp181 per saham.Setelah rumor menghilang, harga saham perseroan perlahan kembali menjadi kisaran Rp80—Rp90.
Rumor rencana akuisisi BCA kembali mencuat pada September 2018. Harga saham Bank Ganesha kembali melejit 34,88% menjadi Rp116 per saham. Pada awal tahun ini, saham BGTG kembali bergejolak akibat rumor akuisisi BCA.
Selain BGTG, Bank Agris juga sempat mengalami gejolak harga saham. Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan restu kepada Industrial Bank of Korea (IBK) untuk mengakuisisi PT Bank Mitraniaga Tbk. dan Bank Agris. Keduanya akan dilebur menjadi satu.
Adapun Jahja sudah mengatakan untuk berkomitmen merealisasi rencana akuisisi bank tahun ini. Perusahaan sudah memegang satu nama bank kecil. “Tidak akan molor. Kami serius tahun ini,” katanya.