Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aturan Keluar, Crowdfunding Mulai Masuk Pasar

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha teknologi finansial di bidang urun dana atau equity crowdfunding mulai unjuk gigi setelah disahkannya Peraturan OJK No. 37/2018 tentang Layanan Urun Dana Melalui Penawaran Saham Berbasis Teknologi Informasi (Equity Crowdfunding).
crowdfunding/crowdassist.co
crowdfunding/crowdassist.co

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha teknologi finansial di bidang urun dana atau equity crowdfunding mulai unjuk gigi setelah disahkannya Peraturan OJK No. 37/2018 tentang Layanan Urun Dana Melalui Penawaran Saham Berbasis Teknologi Informasi (Equity Crowdfunding).

Investor Relation PT Investasi Digital Nusantara (Bizhare) Lisa mengatakan, Bizhare bakal menyasar pasar franchise untuk melakukan penggalangan dana.

Menurutnya, pasar franchise lebih menjanjikan ketimbang usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) karena telah memiliki cash flow yang lebih baik.

Saat ini, Bizhare telah menghimpun dana investasi senilai Rp6 miliar dari 400 investor yang disalurkan kepada 12 outlet franchise. Fintech itu mengincar untuk mendanai 80 unit bisnis pada tahun ini.

“Saat ini kami sudah ada di Jakarta, Lampung, Surabaya, Bekasi dan Bogor. Franchise yang kami danai di sektor kuliner, otomotif, perhotelan, ritel, dan lainnya,” ujarnya Kamis (24/1).

Equity crowdfunding adalah penyelenggaraan layanan penawaran saham yang dilakukan oleh penerbit untuk menjual saham secara langsung kepada pemodal melalui jaringan  sistem elektronik yang bersifat terbuka.

Setiap investor bakal menerima hasil keuntungan dari bisnis tersebut dalam hitungan bulan, tergantung kesepakatan dengan pemilik bisnis. Adapun besarannya tergantung dari besaran saham yang dimiliki investor dan profit bisnis.

Adapun, hingga saat ini Bizhare masih menunggu pendaftaran di OJK. Dia optimistis setelah pendafataran selesai maka operasional Bizhare akan lebih luas.  

“Sejauh ini tidak ada masalah. Kami selalu berkomunikasi dengan OJK,” tuturnya.

Saat ini, fintech lending jauh lebih dikenal ketimbang crowdfunding. Namun, lanjut dia, equity crowdfunding bakal menjadi opsi investasi yang menjanjikan mengingat risiko yang lebih terkendali.

“Baik untung dan rugi akan ditanggung oleh investor. Maka kami pilih franchise yang bukan abal-abal. Kami selalu mengawasi laporan keuangan, profit, dan rekening koran mereka,” ujarnya.

Jika bisnis franchise terpaksa harus ditutup,  maka salah satu opsinya adalah dengan menjual aset.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Anggi Oktarinda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper