Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Kasih Sinyal Suku Bunga Akan Turun

Bank sentral menegaskan arah suku bunga ke depannya akan turun, dengan catatan stabiliitas makroekonomi dan keuangan tetap terjaga. 
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo  di Gedung Bank Indonesia./ANTARA-Sigid Kurniawan
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Gedung Bank Indonesia./ANTARA-Sigid Kurniawan
Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia menegaskan arah suku bunga ke depannya akan turun, dengan catatan stabiliitas makroekonomi dan keuangan tetap terjaga. 
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan suku bunga memang sudah mencapai titik puncaknya dan bank sentral terus memonitor data pendukung setiap bulannya sambil terus melakukan pengelolaan stabilitas melalui jalur likuiditas. 
"Ke depan arah suku bunga akan turun kalau memang stabilitas ini bisa kita jaga," tegas Perry, Kamis (28/02/2019).
Adapun, pengelolaan stabilitas melalui jalur likuiditas dikoordinasikan dengan pemerintah. Tahun lalu, BI berkoordinasi dengan Menteri Keuangan untuk menambah likuditas dengan menambah porsi SBN bagi asing supaya ada aliran dana masuk ke dalam negeri. Hal ini bagus untuk membantu penguatan nilai tukar dan membantu stabilitas. 
Tahun ini, Perry menuturkan BI meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk menerbitkan lebih banyak obligasi ritel. Hal tersebut dilakukan dalam rangka mengurangi beban fiskal yang jangka panjang di tengah era suku bunga tinggi karena sifat SBN jangka panjang, sementara obligasi ritel lebih jangka pendek. 
BI menyadari adanya perpindahan dana di publik seiring dengan penerbitan surat  utang ritel yang lebih banyak tersebut. 
"Dengan obligasi ritel ini ada perpindahan dana pihak ketiga ke Ibu Sri Mulyani [pemerintah], makanya kami ngrojokin dari operasi moneter," ungkap Perry. 
Dengan operasi moneter yang lebih kendur, pembiayaan fiskal pemerintah jadi lebih ringan.  Pasalnya, suku bunga yang tinggi ini masih terus berlangsung. Namun, dia menegaskan era suku bunga tinggi ini untuk jangka pendek. 
Dalam kesempatan yang sama,  Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong agar suku bunga perbankan tidak terlalu tinggi. 
"Suku bunga jangan lebih tinggi dari [suku bunga] pinjaman Thailand dan Malaysia. Menkeu juga pikir-pikir lagi, bunga SUN yieldnya jangan ketinggian," ujar Jusuf Kalla. 
Selama yield surat utang tinggi, maka suku bunga perbankan akan mengikuti. "Semua minta 8% yield-nya. Bagaimana pasar modal bisa tumbuh, kalau bunga tinggi," tambahnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper