Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arus Kas Operasi Bank BJB Defisit

Di tengah keberhasilan mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan, arus kas PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. justru defisit.
Ilustrasi PT Bank Jabar Banten Tbk/Bisnis.com
Ilustrasi PT Bank Jabar Banten Tbk/Bisnis.com

Bisnis.com, BANDUNG - Di tengah keberhasilan mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan, arus kas PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. justru defisit.

Dikutip dari laporan keuangan perseroan kepada PT Bursa Efek Indonesia, Kamis (4/4/2019), arus kas dari aktivitas operasi emiten bersandi saham BJBR itu defisit hingga Rp6,07 triliun selama 2018. Kondisi ini berbanding terbalik dari tahun sebelumnya di mana perseroan surplus Rp2,58 triliun.

Data negatif itu sebagian besar disebabkan oleh penurunan aset operasi perseroan, terutama dalam bentuk surat berharga, efek yang dibeli dengan janji dijual kembali atau reverse repo, serta wesel ekspor dan tagihan lainnya.

Sepanjang tahun lalu, penurunan aset dalam bentuk surat berharga mencapai Rp1,01 triliun, dan penurunan nilai reverse repo juga cukup tinggi yakni mencapai Rp2,49 triliun. Sedangkan penurunan wesel ekspor dan tagihan lainnya tercatat Rp715,25 miliar.

Seorang broker di pasar modal mengatakan, BJBR memang banyak terlibat dalam repo saham. Investor yang melakukan transaksi jenis ini adalah investor publik yang berasal dari institusi.

"Saham BJBR banyak repo, terutama oleh institusi dana pensiun. Jadi itu pengaruh [ke laporan keuangan perseroan]," kata broker tersebut kepada Bisnis.

Penyebab lain juga tecermin dalam kenaikan (penurunan) dalam liabilitas operasi, yakni giro turun senilai Rp1,66 triliun pada tahun lalu, deposito berjangka senilai Rp1,31 triliun, dan simpanan dari bank lain senilai Rp1,8 triliun.

Namun demikian, perseroan juga mencatatkan kenaikan dalam liabilitas operasi untuk pos lain, yakni tabungan yang surplus Rp2,78 triliun, serta efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali alias repo senilai Rp3,08 triliun.

Alhasil, total arus kas neto (digunakan untuk)/diperoleh dari aktivitas operasi defisit Rp6,07 triliun sepanjang tahun lalu. Tak hanya itu, arus kas perseroan dari aktivitas investasi juga negatif.

Pada 2017, arus kas neto (digunakan untuk)/diperoleh dari aktivitas investasi surplus hingga Rp1,23 triliun. Adapun pada tahun lalu kondisi berubah menjadi defisit Rp220,34 miliar.

Sementara itu, arus kas neto yang diperoleh BJBR dari aktivitas pendanaan mencatatkan pertumbuhan sebesar 31,95% yakni dari Rp2,16 triliun pada 2017 menjadi Rp2,86 triliun pada tahun lalu.

Adapun total kas dan setara kas perseroan mencatatkan penurunan sebesar 12,84% dari Rp26,67 triliun pada 2017 menjadi Rp23,24 triliun pada tahun lalu.

Di sisi lain, bank yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat ini berhasil menorehkan pertumbuhan laba yang cukup signifikan, yakni mencapai 27,73%.

Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2018 mencapai Rp1,54 triliun, naik dari capaian 2017 yang hanya Rp1,21 triliun.

Pertumbuhan itu disebabkan oleh naiknya pendapatan yakni dari Rp11,41 triliun pada 2017 menjadi Rp11,84 triliun pada tahun lalu atau tumbuh sebesar 3,71%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper