Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awal Tahun, Bank Fokus Himpun Dana

Pertumbuhan kredit perbankan melambat dalam 3 bulan terakhir, namun sebaliknya penghimpunan dana pihak ketiga justru meningkat. Pada awal tahun, sejumlah bank fokus menghimpun dana di tengah pengetatan likuiditas.

Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan kredit perbankan melambat dalam 3 bulan terakhir, namun sebaliknya penghimpunan dana pihak ketiga justru meningkat. Pada awal tahun, sejumlah bank fokus menghimpun dana di tengah pengetatan likuiditas.

Berdasarkan data Bank Indonesia, pertumbuhan kredit per Maret 2019 tercatat mencapai 11,5% secara year on year (yoy), lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan kredit pada Februari 2019 yang mencapai 12,1% yoy. 

Sebaliknya, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan justru menunjukkan perbaikan. Per Maret 2019, DPK tumbuh 7,2% secara yoy. Pada bulan sebelumnya, pertumbuhan DPK tercatat baru mencapai 6,6% yoy. 

Perbankan memang tengah fokus melakukan penghimpunan dana murah pada awal tahun ini. PT Bank Pan Indonesia Tbk. (Bank Panin) ingin menambah porsi dana murah hingga mencapai 50% dari total DPK.

Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo mengatakan, saat ini porsi dana murah masih sekitar 36%-37%. Sesuai dengan arahan regulasi, perseroan pun ingin menggenjot pertumbuhan DPK sampai 10%. Untuk itu perseroan akan kembali menggalakkan program tabungan yang serupa dengan tahun lalu.

“Mungkin awal tahun ini semua sedang fokus menghimpun dana, sementara kami akan fokus ke dana murah,” katanya, Kamis (16/5).

Sementara itu, Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. Lani Darmawan mengatakan, DPK pada periode awal tahun ini memang dimotori oleh dana murah. Menurutnya, jumlah nasabah dan nilai simpanan tabungan dan giro di perseroan mengalami kenaikan, meskipun tidak signfikan.

Berdasarkan laporan perseroan per Maret 2019, penghimpunan dana CIMB Niaga memang terkoreksi. Per kuartal I/2019 penghimpunan dana menyusut 5,71% yoy menjadi Rp164,04 triliun.

Dari tiga komponen DPK, hanya tabungan yang naik tipis 1,03% yoy menjadi Rp48,17 triliun dan berkontribusi 29,4% terhadap DPK. Lani menambahkan, perseroan memang fokus memacu dana murah untuk menekan biaya dana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper