Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri Belum Ada Keputusan Soal Buyback Saham

Sebanyak 12 badan usaha milik negara disebutkan berencana buyback di tengah penurunan harga saham dengan total anggaran sekitar Rp7 triliun—Rp8 triliun.
Nasabah mengambil uang di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Mandiri di nJakarta, Selasa (10/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Nasabah mengambil uang di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Mandiri di nJakarta, Selasa (10/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. belum memutuskan untuk melakukan pembelian kembali saham perseroan menyusul kebijakan buyback yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan mengatakan saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian BUMN terkait kebijakan pembelian kembali atau buyback saham perseroan. Kementerian BUMN pun telah menyerahkan keputusannya kepada masing-masing BUMN dalam melaksanakan buyback.

Hanya saja, hingga saat ini belum ada keputusan dari Bank Mandiri terkait waktu melakukan buyback. Perseroan juga belum mengeluarkan nilai anggaran yang akan digelontorkan untuk melakukan aksi tersebut.

Bank Mandiri mengaku masih melakukan sejumlah kajian dalam melakukan aksi buyback seperti aspek teknis, legal serta perpajakan maupun kajian market.

“Bank Mandiri akan terus mengkaji dan memonitor keadaan pasar. Kajian tentunya diperlukan, selain dari aspek teknis, legal serta perpajakan, juga perlu dilakukan kajian market yang saat ini sangat volatile. Nantinya, tidak menutup kemungkinan bahwa kami akan melakukan buyback,” katanya kepada Bisnis, Selasa (10/3/2020).

Sementara itu, mengacu pada rilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total keseluruhan pembelian kembali paling banyak 20 persen dari modal disetor, dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor.

Adapun, modal disetor Bank Mandiri pada 2019 adalah senilai Rp11,67 triliun. Artinya, potensi anggaran yang disediakan untuk melakukan buyback adalah Rp2,34 triliun. Dalam keterangan Kementerian BUMN, Bank Mandiri menjadi satu dari empat Bank BUMN yang akan melakukan buyback.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan bahwa rencana buyback ini akan menghabiskan dana sekitar Rp7 triliun—Rp8 triliun. Kementerian telah berkoordinasi dengan 12 BUMN yang akan melakukan buyback.

“Saham kan turun-turun terus di bursa, kemudian beberapa BUMN merasa nilai fundamentalnya melebihi nilai transaksi di pasar. Kami [Kementerian] sudah koordinasi untuk buyback saham, ada 12 BUMN yang akan buyback, nilainya Rp7 triliun—Rp8 triliun,” ujarnya di Jakarta, Selasa (10/3/2020).

Dia menjelaskan dari 12 perusahaan BUMN tersebut, empat di antaranya perbankan, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Emiten BUMN Karya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., dan PT PP (Persero) Tbk. juga berencana melakukan hal yang sama. Emiten pengelola jalan tol, PT Jasa Marga (Persero) juga tengah merencanakan hal yang sama.

Arya menambahkan, tiga BUMN lain yang akan melakukan buyback adalah emiten pertambangan. Ketiganya adalah PT Bukit Asam Tbk., PT Aneka Tambang Tbk., dan PT Timah Tbk.

Dia mengatakan bahwa strategi terkait besaran dan waktu pelaksanaan buyback akan diserahkan kepada masing-masing perusahaan tersebut. Menurutnya, periode pelaksanaan buyback saat ini sudah dapat dijalankan sesuai strategi masing-masing.

Pada perdagangan Senin (9/3/2020), saham Bank Mandiri terkoreksi hingga 9,31 persen ke level Rp6.575 per saham, seiring dengan penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang gugur 6,58 persen ke level5.136,80.

Sementara, pada perdagangan Selasa (10/3/2020), harga saham emiten dengan kode saham BMRI ini kembali menghijau 4,56 persen ke level Rp6.875 per saham. Begitu pula dengan IHSG yang naik 1,64 persen ke titik 5.220,82.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper