Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Buyback Saham: Keputusan BTN Dua Hari Lagi

Harga saham BTN telah menurun 29,25 persen sejak awal tahun.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. Pahala Nugraha Mansuri memberikan penjelasan mengenai perkembangan kinerja perusahaan saat kunjungan ke kantor redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (10/3/2020). Bank plat merah tersebut akan tetap fokus pada sektor kredit kepemilikan rumah (KPR) ke depan. Bisnis/Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. Pahala Nugraha Mansuri memberikan penjelasan mengenai perkembangan kinerja perusahaan saat kunjungan ke kantor redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (10/3/2020). Bank plat merah tersebut akan tetap fokus pada sektor kredit kepemilikan rumah (KPR) ke depan. Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. masih perlu mengkaji aksi buyback saham dengan jajaran pengurus internal.

Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan perseroan perlu membicarakan aksi korporasi tersebut secara internal.

"Kami masih belum bisa menyampaikan rencana saat ini. Kami masih perlu melihatnya dalam 1 atau 2 hari lagi," katanya ketika berkunjung ke Bisnis Indonesia, Selasa (10/3/2020).

Berdasarkan laporan publikasi 2019, emiten berkode BBTN ini memiliki modal inti tier 1 senilai Rp21,03 triliun, sedangkan kas tercatat Rp1,37 triliun.

Harga saham BBTN pada penutupan pasar hari ini berada pada level Rp1.500 per saham, menguat 3,45 persen dari perdagangan sebelumnya. Namun, sejak awal tahun saham BBTN telah menurun 29,25 persen.

Adapun, Pahala menyebutkan aksi buyback saham akan memperhitungkan manfaat bagi karyawan. "Aksi buyback saham ini bukan hanya untuk BTN. Nominasinya juga untuk kepentingan karyawan dan karyawati agar mendapat manfaat," katanya.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan bahwa rencana buyback saham yang akan dilakukan 12 BUMN  diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp7 triliun—Rp8 triliun. Kementerian telah berkoordinasi dengan 12 BUMN yang akan melakukan buyback.

“Saham kan turun-turun terus di bursa, kemudian beberapa BUMN merasa nilai fundamentalnya melebihi nilai transaksi di pasar. Kami [Kementerian] sudah koordinasi untuk buyback saham, ada 12 BUMN yang akan buyback, nilainya Rp7 triliun—Rp8 triliun,” ujarnya di Jakarta, Selasa (10/3/2020).

Dia menjelaskan dari 12 perusahaan BUMN tersebut, empat di antaranya perbankan, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Emiten BUMN Karya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., dan PT PP (Persero) Tbk. juga berencana melakukan hal yang sama. Emiten pengelola jalan tol, PT Jasa Marga (Persero) juga tengah merencanakan hal yang sama.

Arya menambahkan, tiga BUMN lain yang akan melakukan buyback adalah emiten pertambangan. Ketiganya adalah PT Bukit Asam Tbk., PT Aneka Tambang Tbk., dan PT Timah Tbk.

Dia mengatakan bahwa strategi terkait besaran dan waktu pelaksanaan buyback akan diserahkan kepada masing-masing perusahaan tersebut. Menurutnya, periode pelaksanaan buyback saat ini sudah dapat dijalankan sesuai strategi masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper