Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kelola Dana Rp501 Triliun Tahun Lalu, Industri Asuransi Raih ROI 6,8 Persen

Industri asuransi jiwa mencatatkan hasil investasi yang naik signifikan pada 2019 dengan pertumbuhan 336,8 persen. Apa faktor pendorongnya?
ryawan beraktivitas di dekat logo asuransi jiwa di Jakarta, Selasa (28/1/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
ryawan beraktivitas di dekat logo asuransi jiwa di Jakarta, Selasa (28/1/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Industri asuransi jiwa membukukan pertumbuhan hasil investasi 336,8 persen (year-on-year/yoy) pada tahun lalu.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), hasil investasi industri pada 2019 tercatat senilai Rp34,19 triliun. Capaian tersebut melonjak dari 2018 dengan perolehan Rp7,83 triliun.


Nilai investasi industri asuransi jiwa pada 2019 tercatat senilai Rp501,63 triliun, tumbuh 8,6 persen (yoy) dari 2018 senilai Rp461,81 triliun. Dengan capaian ini maka rata-rata pengembalian nilai investasi (ROI) perusahaan mencapai 6,8 persen tahun lalu. Sedikit lebih baik dari suku bunga acuan bank Indonesia sebesar 6 persen.

Ketua Bidang Aktuaris dan Manajemen Risiko AAJI Fauzi Arfan menyatakan peningkatan kinerja hasil investasi tersebut disebabkan oleh mekanisme mark to market. Artinya, perolehan investasi dihitung sesuai kondisi pasar saat laporan dibukukan. 

"Hasil investasi itu kalau mau dibedah lebih dalam lagi, di dalamnya itu macam-macam isinya. Ada isinya mark to market yang paling dominan, ada juga bunga investasi dari deposito, kemudian juga dari harga pasar saham yang naik," ujar Fauzi pada Rabu (11/3/2020).


Menurut dia, kondisi berbeda terjadi pada 2018, di mana faktor utama pendorong kinerja investasi adalah adanya perkembangan pasar obligasi. Perbedaan kondisi tersebut dinilai menyebabkan adanya perbedaan kinerja hasil investasi yang cukup signifikan. 

"Makanya saya memang agak menghindari untuk mengatakan [hasil investasi 2019] ini naik, bukan begitu sebenarnya. Ini adalah satu grafik pada 2018, satu grafik terpisah pada 2019," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper