Bisnis.com, PEKANBARU - Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumatera Barat, Bank Nagari, menyoroti ekosistem ekonomi digital menjadi salah satu pekerjaan rumah dunia perbankan saat ini.
Sementara dari sisi eksternal, dampak perang dagang dan meluasnya penyebaran virus corona juga dikhawatirkan bakal berpengaruh terhadap perekonomian Sumatera Barat.
Plt. Direktur Utama Bank Nagari Syafrizal menyampaikan bahwa era digitalisasi atau ekosistem digital menjadi tantangan perbankan dan tidak mudah untuk bisa menyediakan produk yang begitu signifikan perubahannya.
“Perusahaan yang hanya mengandalkan cara-cara konvesional dan tradisional bakal tergilas oleh perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan terknologi informasi dalam operasional bisnisnya,” katanya dalam kata sambutan HUT Bank Nagari ke—58, seperti dikutip dari naskah pidatonya yang diterima Bisnis, Kamis (12/3/2020).
Dirinya menjelaskan bahwa permintaan dari generasi masa kini adalah produk yang sederhana, bisa diakses kapan pun dan di mana pun, cepat, segera, user friendly, serta bisa mendapatkan komisi sekaligus dan seketika.
Adapun, tren perubahan menuju era digital banking yang sedang terjadi di Indonesia disebutkan beriringan dengan meningkatnya pengguna ponsel pintar dan konektivitas internet.
“Untuk itu salah satu strategi signifikan yang sedang dan terus dikembangkan Bank Nagari kedepan adalah senantiasa memperkuat kemampuan dan kehandalan daya dukung teknologi,” ujar Syafrizal.
Beberapa pengembangan produk dan daya dukung teknologi yang telah dibangun dan dimiliki Bank Nagari sampai saat ini pun mampu menjadikan sistem inti perbankan (Core Banking System) Bank Nagari dapat beroperasi 7 x 24 jam.
Sistem tersebut pun telah didukung oleh produk dan fitur digital seperti Nagari Mobile Banking, Nagari Cash Management, Nagari Auto Debet, Nagari SMS Banking & Notifikasi, Nagari Virtual Account, Nagari Portal Payment, Nagari Auto Debet, Nagari Kartu Debit GPN, Nagari EDC, Nagari Money, Nagari QRIS, Nagari Laku Pandai, Nagari SP2D Online, Nagari E- Retribusi, Nagari Samsat Online, dan lainnya.
Adapun beberapa tantangan pada tahun ini disebut Syafrizal juga bakal berasal dari tekanan eksternal, seperti dampak perang dagang AS dan China dan penyebaran virus Corona di berbagai belahan dunia.
"Pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah diasumsikan tumbuh relatif stagnan dari tahun lalu. Daya tahan usaha dan repayment capacity masyarakat juga menurun sehingga rasio NPL berpotensi meningkat," tuturnya.