Bisnis.com, JAKARTA - PT Adira Dinamika Multi Finance. Tbk (ADMF) menyatakan tetap akan melihat kondisi dan perkembangan situasi pasar uang di Tanah Air. Seperti diketahui saat ini indeks harga saham gabungan (IHSG) tengah mengalami pelemahan akibat berbagai tekanan, salaj satunya dari wabah virus Corona.
Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila menjelaskan sebelum memutuskan alternatif pendanaan, pihaknya akan melihat perkembangan di pasar uang.
"Kami tentu akan mencermati perkembangan yang terjadi di pasar keuangan atau pasar modal, sebelum memutuskan alternatif pendanaan kami," ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (16/3/2020).
Adira Finance sudah berencana menerbitkan obligasi senilai total Rp10 triliun dalam waktu dua tahun kedepan, dengan rincian Rp9 triliun obligasi penawaran umum berkelanjutan (PUB) dan sisanya Rp1 triliun berupa obligasi syariah atau sukuk.
Waktu penerbitan obligasi itu belum dijabarkan secara rinci, karena Adira masih mengamati kondisi pasar keuangan saat ini.
Anak usaha Bank Danamon itu menyatakan pendanaan bagi untuk menunjang kinerja bisnis, tidak hanya dari surat utang, tetapi juga dari bank induk, serta pinjaman sindikasi luar negeri.
Baca Juga
Tahun lalu, total pendanaan Adira mencapai Rp22,9 triliun atau mengalami kenaikan 4 persen bila dibandingkan 2018 lalu.
Rinciannya pinjaman dari perbankan mencapai Rp11,85 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 1 persen dibandingkan 2018. Pendanaan ini berasal dari pinjaman dalam negeri sebesar 41 persen dan sisanya 59 persen dari luar negeri.
Kemudian untuk pendanaan dari obligasi dan sukuk mencapai Rp11 triliun, atau naik 8,3 persen dibandingkan 2018 lalu.
Sebelumnya pada Januari 2020 lalu, Adira Finance telah menerima pinjaman sindikasi senilai US$300 juta dengan tenor 3 tahun, yang berasal dari Singapura, Taiwan, dan Jepang.