Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Anjlok, Bagaimana Cara Gubernur BI Yakinkan Investor?

BI menekankan kaburnya dana asing dari pasar keuangan bukan masalah fundamental ekonomi, tetapi cenderung kepanikan. Hal itu membuat premi risiko meningkat tajam. 
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di sela-sela konferensi pers, di Jakarta, Kamis (25/4/2019)./Reuters-Willy Kurniawan
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di sela-sela konferensi pers, di Jakarta, Kamis (25/4/2019)./Reuters-Willy Kurniawan
 
Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau anjlok 362 poin atau 2,38 persen ke level Rp15.585 per dolar AS pada Kamis (19/3/2020) pukul 14.00 wib. Itu merupakan level terendah sejak 16 Juni 1998.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pelemahan rupiah terjadi seiring tingginya tekanan ketidakpastian yang dialami investor di seluruh dunia. 
"Dow Jones anjlok, premi risiko juga meningkat sangat tinggi. Semua negara menghadapi dampak Covid-19 sehingga investor global melepas asetnya, baik saham maupun SBN [surat berharga negara]," katanya dalam siaran hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia melalui kanal YouTube, Kamis (19/3/2020). 
Dia mengatakan kaburnya dana asing dari pasar keuangan bukan masalah fundamental ekonomi, tetapi cenderung kepanikan. Hal itu membuat premi risiko meningkat tajam. 
Menurutnya, Indonesia dan negara-negara lain menghadapi pembalikan modal dalam jumlah besar pada waktu yang bersamaan. 
Perry mengatakan Bank Indonesia meningkatkan intensitas kebijakan triple intervention, baik secara spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), maupun pembelian SBN yang dilepas investor dari pasar sekunder. 
"Kami pastikan penentuan nilai tukar di pasar broker dan interbank berlangsug convergent. Saya tekankan, BI berada di pasar dari pagi sampai sore hari untuk menjaga confidence dan selalu melakukan langkah-langkah yang diperlukan," jelasnya. 
Bukan itu saja, Perry juga berjanji akan melakukan pembaruan (updating) informasi kepada investor, masyarakat, dan media massa melalui online streaming setiap Selasa-Kamis pukul 14.00 WIB untuk pasar domestik dan pukul 14.00 WIB untuk pasar internasional. 
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI), pada 18-19 Maret 2020, memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,50 persen.
Sejalan dengan itu, BI juga menurunkan suku bunga deposito sebesar 25 bps menjadi 3,75 persen, dan suku bunga pinjaman sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen. Ini merupakan penurunan kedua dalam triwulan I/2020. Sebelumnya, BI memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada Februari lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper