Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis remitansi PT Bank CIMB Niaga Tbk. terkena imbas kebijakan Malaysia yang menerapkan kebijakan movement control order (MCO).
Chief of Corporate Banking & Financial Institution CIMB Niaga Rusly Johannes mengatakan pada dua bulan pertama 2020, realisasi remitansi mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hanya saja, dia enggan memberikan angka pasti peningkatan tersebut.
Namun, sejak Maret 2020, adanya wabah virus corona (covid-19) telah mempengaruhi jumlah transaksi remitansi, khususnya dari Malaysia yang sudah menerapkan kebijakan movement control order (MCO). Apalagi, Malaysia merupakan penyumbang remitansi terbesar CIMB Niaga.
"Kami berharap, situasi dapat segera kembali normal sehingga performa bisnis remintansi dapat kembali optimal," katanya kepada Bisnis, Senin (30/3/2020).
Menurutnya, realisasi bisnis remitansi CIMB Niaga sepanjang 2019 mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh foreign exchange rate yang menarik, penyediaan layanan transfer khusus pelajar ke Australia, serta peningkatan kerja sama dengan mitra remitansi global.
Adaun, bisnis remitansi industri perbankan selama 2019 memang menunjukkan peningkatan dan diyakini tetap menjadi peluang bagi bank pada tahun ini meskipun ada wabah corona.
Baca Juga
Berdasarkan data remitansi tenaga kerja Indonesia (TKI) oleh Bank Indonesia dan BNP2TKI, nilai yang tercatat pada 2019 adalah senilai US$11,435 miliar. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 4,2 persen dibandingkan posisi 2018 yang senilai US$10,974 miliar.
"Penyumbang transaksi terbesar masih berasal dari Malaysia, Amerika Serikat, Korea, Singapura dan Jepang," katanya.