Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Simpanan Bank Bisa Melambat Karena Corona, Kenapa?

LPS mencatat pertumbuhan DPK per Maret 2020 tumbuh 6 persen dengan nilai Rp6.195 triliun.
Pegawai Bank BNI Syariah menunjukan uang rupiah di kantor cabang di Jakarta, Senin (2/3/2020). Bisnis/Abdurachman
Pegawai Bank BNI Syariah menunjukan uang rupiah di kantor cabang di Jakarta, Senin (2/3/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis. com, JAKARTA -- Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) bank berpotensi akan lebih lambat pada tahun ini, seiring dengan penanggulangan pandemi virus corona tahun ini yang meningkat.

Ketua Bidang Pengkajian dan pengembangan Perbanas Aviliani mengatakan pelaku usaha yang bertahan saat ini tidak akan menggunakan kredit sebagai modal kerjanya, melainkan dana simpanan yang sebagian besar berada di bank.

Sementara itu, masyarakat akan mulai cenderung memilih uang tunai untuk menjawab kebutuhan selama menjalani social distancing.

"Kalau melihat kecenderungannya, potensi perlambatan pertumbuhan DPK perbankan akan cukup kuat, setidaknya sampai akhir tahun ini. Semua lebih milih tunai yang mantab atau makan tabungan," katanya, Selasa (7/4/2020).

Aviliani berharap Bank Indonesia memperluas basis repo-nya ke surat utang korporasi untuk memberi ketenangan perbankan terhadap kecukupan likuditasnya.

"Karena bagaimana pun likuiditas saat ini masih tergolong ketat. Upaya selektif dalam penyaluran kredit oleh bank juga ditujukan untuk menjamin ketersedian likuditas," katanya.

Sebelumnya, meski sentimen negatif corona cukup tinggi, Lembaga Penjamin Simpanan mengklaim kepercayaan masyarakat masih tinggi.

Hal ini menjadi indikator positif bagi bank untuk dapat terus menjaga pertumbuhan dana pihak ketiganya.

Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah menyampaikan bahwa masyarakat tidak menunjukkan adanya tanda-tanda panik. Hal ini juga menjadi indikator baik bagi bank untuk dapat terus menjaga likuiditasnya.

"Data sementara, pertumbuhan DPK per Maret masih normal, meski agak melambat. DPK masih tumbuh 6 persen dengan nilai Rp6.195 triliun," katanya, dalam Live Streaming RDP Komisi XI DPR, Senin (6/4/2020).

Dia pun menyebutkan suku bunga deposito bank juga masih terus menunjukkan penurunan seiring dengan dipangkasnya suku bunga acuan Bank Indonesia.

"Kondisi masih cukup normal hingga saat ini. Namun, kami memastikan bahwa kami terus memantau perkembangan ini. Kami berharap tidak terjadi hal-hal yang dapat memicu krisis. Kami pun sudah siap dengan berbagai instrumen kami," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper