Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom: Peluang Penurunan Lanjutan Suku Bunga Bank Terbuka Lebar

Penurunan suku bunga kredit maupun deposito di masa Covid-19 diperkirakan masih akan berlanjut. Apalagi pada Maret 2020, BI kembali memangkas suku bunga acuan.
Ilustrasi suku bunga/Istimewa
Ilustrasi suku bunga/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom berpendapat penurunan suku bunga perbankan, baik deposito maupun kredit, sangat mungkin dilakukan saat ini.

Pengamat Ekonomi dari Perbanas Institute Piter Abdullah mengatakan hal tersebut memungkinkan karena salah satu bentuk kebijakan restrukturisasi adalah penurunan suku bunga kredit.

Menurutnya, permintaan kredit yang menurun akibat Covid-19, juga akan mendorong penurunan suku bunga kredit. Di sisi lain, karena permintaan kredit yang cenderung menurun, bank juga tidak membutuhkan banyak pendanaan sehingga suku bunga dana pihak ketiga akan didorong turun untuk mengecilkan biaya dana.

"Pastinya lebih besar penurunan suku bunga deposito, karena merupakan biaya bagi bank, jadi diturunkan sebesar-besarnya. Sementara bunga kredit itu pendapatan bagi bank, kalau bisa turun sekecil-kecilnya," katanya, Rabu (22/4/2020).

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan penurunan suku bunga kredit maupun deposito di masa Covid-19 diperkirakan masih akan berlanjut. Apalagi pada Maret 2020, Bank Indonesia masih memotong suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,50 persen.

Hingga Februari 2020, suku bunga deposito sudah mengalami penurunan hingga 67 basis poin sejak Juni 2019. Sementara itu, suku bunga kredit modal kerja sudah mengalami penurunan sebesar 35 basis poin.

"Dengan masih adanya ruang untuk kebijakan akomodatif ke depannya, maka potensi penurunan suku bunga acuan BI masih cukup tinggi sehingga akan mendorong penurunan suku bunga deposito serta suku bunga kredit," katanya.

Di sisi lain, penurunan suku bunga kredit akan dibatasi oleh kecenderungan sektor perbankan untuk menahan agar suku bunga deposito tidak terlalu rendah sehingga tetap menjadi salah satu jenis investasi yang menarik di masyarakat.

Kecenderungan ini sendiri diakibatkan oleh likuiditas yang ketat seiring dengan permintaan kredit yang rendah, potensi kenaikan kredit bermasalah, dan kebijakan restrukturisasi dari pemerintah.

"Oleh karena itu, diperkirakan masih akan adanya tren penurunan suku bunga pada tahun ini, meskipun tidak sesignifikan pada saat kondisi normal," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper