Bisnis.com, JAKARTA – Kebijakan Pakto 88 bak cendawan di musim hujan. Banyak melahirkan bank baru. Dengan duit cekak, pengusaha atau lembaga bisa mendirikan bank baru. Cukup dengan modal Rp10 miliar, kala itu.
Namun, dari ratusan bank yang lahir tak membuat Sumitro Djojohadikusumo merasa terwakili. Begawan ekonomi era Orde Baru itu merasa belum ada bank yang fokus kepada rakyat kecil. Membiayai koperasi sebagai soko guru perekonomian.