Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap-Siap! Emiten Leasing Bakal Kebanjiran Peluang Positif Tahun Ini

Hal ini menilik kondisi perekonomian pada 2021 mulai membaik, restrukturisasi membuat kualitas pinjaman terjaga, ditambah sektor-sektor yang ikut ditopang multifinance.
Ilustrasi leasing kendaraan bermotor/www.raceworld.tv
Ilustrasi leasing kendaraan bermotor/www.raceworld.tv

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah terdampak cukup dalam akibat pandemi, perusahaan pembiayaan atau multifinance bakal mendapatkan banyak sentimen positif dari beberapa sektor yang ditopangnya.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama mengungkap bahwa multifinance tak bisa dipungkiri lembaga keuangan yang sangat bergantung terhadap kondisi perekonomian dan daya beli masyarakat.

Oleh sebab itu, Nafan memprediksi bahwa kinerja pasar saham emiten pemain multifinance, atau emiten yang berkaitan dengan pembiayaan, juga akan kecipratan berkah positif.

Hal ini menilik kondisi perekonomian pada 2021 mulai membaik, proses restrukturisasi membuat kualitas pinjaman mereka terjaga, ditambah sektor-sektor yang ikut ditopang multifinance seperti otomotif, alat berat, dan kredit konsumtif sudah mulai pulih.

"Selain beberapa emiten yang kurang likuid, beberapa emiten mulai dalam fase uptrend. Dari tren penurunan harga saham mereka pun, potensi kembali ke level mereka terbuka lebar. Walaupun yang mantain buy itu baru akan kembali di jangka menengah," ungkapnya kepada Bisnis, Kamis (14/1/2021).

Menurut Nafan, yang patut diwaspadai para emiten sektor multifinance, yakni kebutuhan supply and demand dari produk-produk pembiayaan andalan mereka masing-masing.

Terlebih, dari sisi sumber dana, multifinance masih bisa mendapatkan permodalan yang cukup mudah dari surat utang atau perbankan yang sedang banjir likuiditas.

"Lagipula tujuan industri ini kan menyajikan solusi dalam hal pembiayaan atau proses kredit yang lebih mudah bagi pelaku usaha atau masyarakat. Apalagi kalau nanti ada peluang dari diskon pajak buat mobil. Jadi, yang penting dari suatu emiten itu seberapa besar mereka dapat pangsa pasar yang kuat," ujarnya.

Nafan mencontohkan beberapa multifinance yang likuid dan punya potensi bangkit, seperti PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), maintain buy dengan target harga Rp9.425 per saham.

Siap-Siap! Emiten Leasing Bakal Kebanjiran Peluang Positif Tahun Ini

Ilustrasi tempat penjualan mobil bekas./Antara/Chairul Rohman

Begitu pula maintain buy PT. Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) dengan target Rp294, sementara PT Danasupra Erapacific Tbk. (DEFI) di Rp1.730 per lembar saham.

Adapun, saham PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) yang baru saja dilego asing, hold di kisaran Rp550, karena ada potensi koreksi wajar. Begitu pula dengan emiten yang tahun lalu dipinang bank asal Korea Selatan, PT KDB Tifa Finance Tbk. (TIFA) di kisaran Rp825 per saham.

Sementara PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) yang bukan hanya punya beberapa lembaga pembiayaan, tetapi juga jasa sewa dan logistik, rekomendasi hold dengan target kisaran Rp430 per saham.

Beberapa multifinance yang kendati kurang likuid, namun beberapa dari mereka tampak rajin membagi dividen atau memiliki prospek bangkit, di antaranya Hold MFIN (TP Rp1.100), IBFN (TP Rp272), WOMF (TP Rp272), dan POLA (TP Rp200).

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno memproyeksi pertumbuhan industri pembiayaan pada 2021 memang tercermin dari tumbuhnya tiga sektor utama penopang industri.

Piutang pembiayaan diproyeksi tumbuh 5 persen dari 2020. Salah satunya ditopang oleh sisi produktif di pembiayaan atau sewa pembiayaan industri alat berat yang berkaitan dengan sektor konstruksi, pertambangan, agrikultur, dan forestry.

Otomotif pun punya peluang berdasarkan target Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang memproyeksi penjualan mobil bisa mencapai setidaknya 700.000 sampai 775.000 unit di tahun 2021.

Sementara Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), memproyeksi adanya pertumbuhan penjualan motor sekitar 11 persen, dari 3,6 juta sampai 3,9 juta unit pada penutupan periode 2020, ke angka 4 juta sampai 4,3 juta unit pada 2021.

"Orang Indonesia masih didominasi membeli kendaraan secara kredit 70 persen, sisanya 30 persen secara cash. Jadi masih ada potensi kalau penjualan kendaraan benar-benar meningkat, industri pembiayaan juga akan mengalami peningkatan," ungkap Suwandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper