Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk. menargetkan pertumbuhan kredit 4 persen sampai 6 persen tahun ini. Perbaikan kinerja diprediksi akan menjadi momentum pembalikan kinerja fungsi intermedasi perseroan.
Adapun, pelemahan aktivitas bisnis membuat fasilitas kredit tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Secara konsolidasi total kredit tercatat sebesar Rp588,7 triliun, atau melemah 2,5 persen secara tahunan.
Meski demikian, kredit korporasi tercata masih mampu meningkat hingga 7,7 persen YoY menjadi Rp255,1 triliun, sejalan dengan semangat BCA membantu menggerakkan roda perekonomian nasional di tengah pandemi.
Sementara itu, kredit komersial dan UKM menurun 7,9 persen YoY menjadi Rp186,8 triliun. Pada portofolio kredit konsumer, KPR turun 3,7 persen YoY menjadi Rp90,2 triliun, KKB terkontraksi 22,6 persen YoY menjadi Rp36,9 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit turun 20,6 persen YoY menjadi Rp11,2 triliun.
Secara total, kredit konsumer terkontraksi 10,8 persen YoY menjadi Rp141,2 triliun. Penurunan outstanding pada segmen konsumer tersebut disebabkan oleh tingkat pelunasan (repayment) yang lebih tinggi dibandingkan pemberian fasilitas kredit baru.
Dari total portofolio kredit, sekitar 21,6 persen atau Rp127,2 triliun merupakan portofolio kredit keuangan berkelanjutan dalam rangka mendukung implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG).
Direktir BCA Vera Eve Lim menyampaikan perseroan berharap pada perbaikan kinerja ekonomi tahun ini. Perseroan akan mengupayakan peningkatan kinerja berkualitas guna mendukung pemulihan kinerja pelaku usaha riil.
"Tahun ini kami bisa tumbuh 4 persen sampai 6 persen. Kami memihat banyak hal yang dilakukan pemerintah, ekonomi mulai baik tahun ini," katanya dalam paparan kinerja 2020 BCA, Senin (8/1/2021).
Adapun, Vera melanjutkan mobilitas masyarakat akan lebih baik pada tahun ini. Proses vaksinasi pemerintah akan mendorong mobilitas masyakat lebih aktif pada kuartal keempat tahun ini.
Untuk menunjang kinerja tersebut, Vera menyampaikan BCA mengalokasikan capital expenditure senilai Rp5,2 triliun tahun ini. Alokasi ini sedikit meningkat dari tahun lalu yang tercatta Rp5 triliun.
"Kami akan menambah data center lagi tahun ini. Kami juga akan membuka layanan Halo BCA lagi di Semarang," imbuhnya.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan good will pemerintah sudah diterima secara positif oleh pelaku usaha. "Kendala memang ada pada kecepatan distribusi vaksin, tetapi good will sudah ada. Saya hakkul yakin, kredit akan bisa jauh melebihi tahun lalu," katanya.
Jahja menambahkan perseroan juga menyediakan dana untuk penyuntikan modal ke anak-anak usaha. Dana tersebut akan digunakan untuk menunjang peningkatan kinerja pada pemulihan ekonomi tahun ini.
"Sejumlah dana sudah kami siapkan. Kalau memang ada yang potensial, maka dana tersebut bisa langsung kami suntikkan," sebutnya.