Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BI Dorong Halal Value Chain RI untuk Go International

Ada empat hal yang perlu dilakukan untuk mendorong halal value chain Indonesia bisa tembus hingga ke pasar global. Berikut rinciannya.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (18/8/2020), Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (18/8/2020), Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan pengembangan halal value chain perlu terus didorong agar Indonesia dapat menjadi salah satu pemain utama industri halal di pasar global.

“Itulah visi yang harus kita lakukan secara bersama, baik di wadah KNEKS [Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah], baik dukungan dari MES [Masyarakat Ekonomi Syariah], dan terlebih lagi itulah garis kebijakan pengembangan ekonomi halal yang kita tempuh di BI,” katanya dalam video conference, Senin (21/6/2021).

Menurutnya, ada empat hal yang perlu dilakukan untuk mendorong halal value chain Indonesia bisa tembus hingga ke pasar global.

Pertama, dia menekankan pentingnya sertifikasi halal di Indonesia. Pasalnya, negara lain saat ini berlomba-lomba mengembangkan sertifikasi maupun produk halal, baik di bidang makanan dan minuman, fesyen, hingga kosmetik.

“Kita di Indonesia sering menganggap halal itu biasa dan di Indonesia sebagian besar produk itu halal. Kenapa harus disertifikasi? Kalau untuk kebutuhan sendiri tidak apa apa, tapi untuk ke depan, dalam konteks indonesia is one of the player in the world, kita harus percepat sertifikasi halal,” jelasnya.

Kedua, yaitu mendorong ekosistem value chain dari sisi pelaku usaha. Dalam hal ini, integrasi antar unit usaha perlu dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

“Apa yang dimaksud unit usaha itu, di dalam unit usaha ada kelompok kecil, menengah dan besar. Itu harus kita buat ekosistemnya,” ujarnya.

Ketiga, pengembangan dari sisi produk, yang difokuskan pada lima sektor, di antaranya makanan, fesyen, kosmetik, farmasi, dan energi terbarukan.

“Kenapa food? Karena basis ekonominya adalah paling kecil, value added-nya besar dan tingkat dukungan ke pertumbuhan ekonomi besar, baik pertanian yang primer dan industri yang berkaitan dengan processed food itu menjadi penting,” jelasnya.

Perry menambahkan, hal keempat yang perlu didorong yaitu dari sisi pemasaran. Tidak hanya dari sisi produksi, pemasaran menurutnya menjadi sangat penting, baik dengan melakukan kampanye gaya hidup halal, webinar, pameran, dan termasuk penggunaan platform digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper