Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dilirik Reliance Group, Begini Kinerja Bank Banten (BEKS)

Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin menyatakan bahwa Reliance Group menunjukkan keseriusannya dalam mendukung langkah perseroan.
Karyawan beraktivitas di salah satu kantor cabang Bank Banten di Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di salah satu kantor cabang Bank Banten di Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Teka-teki terkait dengan penyerap saham baru dari PT Bank Banten Tbk. (BEKS) mulai terungkap. Reliance Group berniat menjadi pembeli siaga atau standby buyer dalam rights issue Penawaran Umum Terbatas (PUT) VII perseroan.

Saat dikonfirmasi Bisnis, Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin menyatakan bahwa Reliance Group menunjukkan keseriusannya dalam mendukung langkah perseroan.

“Dapat saya konfirmasi ya. Konsorsium Reliance sangat serius untuk mendukung rencana bisnis Bank Banten,” ujar Agus pada Jumat (8/10/2021).

Bank Banten saat ini sedang bersiap untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 23,39 miliar saham baru seri C dengan nominal Rp50 per saham. Perseroan menetapkan harga pelaksanaan PUT VII atau rights issue sebesar Rp77 per saham. Total dana yang berpotensi diraih dari aksi korporasi itu diperkirakan mencapai Rp1,8 triliun.

Dana yang diraih pada PUT VII ini akan digunakan untuk melakukan akselerasi bisnis BEKS. Seluruh dana akan digunakan untuk ekspansi bisnis, khususnya untuk penyaluran kredit sekitar 65 persen serta penguatan struktur keuangan perseroan sekitar 35 persen.

Agus melanjutkan dukungan Reliance kepada BEKS tidak hanya dalam PUT VII, tetapi juga dalam jangka panjang. “Bukan cuma PUT VII saja, tetapi terus berkesinambungan.”

Saat ini, pemegang saham BEKS terdiri dari PT Banten Global Development (BGD) sebesar 78,21 persen dan masyarakat sebesar 21,79 persen.

Dalam perkembangan terakhir, BGD siap melepas kepemilikan sahamnya seiring dengan peralihan BEKS menjadi BUMD. Dengan demikian, Pemerintah Provinsi Banten akan menjadi pemegang saham penuh dan tidak lagi melalui BGD.

Sementara itu, jika menilik kinerja perseroan selama tahun lalu, Bank Banten memiliki keterbatasan permodalan, sehingga menjadi kendala dalam pengembangan usaha bank.

Kinerja terbaru, BEKS mencatatkan rugi bersih tahun berjalan senilai Rp101,67 miliar pada semester I/2021. Nilai ini lebih besar ketimbang rugi dari periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp99,98 miliar.

Sementara, sepanjang tahun lalu Bank Banten tercatat membukukan rugi bersih senilai Rp308,16 miliar sepanjang tahun lalu. Rugi tersebut melonjak 124,02 persen secara tahunan (yoy) atau jika dibandingkan dengan rugi pada 2019, yang senilai Rp137,56 miliar. Adapun, rugi sebelum pajak senilai Rp260,72 miliar, naik 44,28 persen yoy.

Penyaluran kredit Bank Banten sepanjang tahun lalu terkoreksi 29 persen secara tahunan (yoy) dari Rp5,34 triliun menjadi Rp3,79 triliun. Kredit konsumsi masih mendominasi penyaluran perseroan senilai Rp1,70 triliun, kemudian kredit modal kerja senilai Rp1,14 triliun, dan kredit investasi senilai Rp946,32 miliar.

Perolehan dana pihak ketiga (DPK) BEKS tercatat senilai Rp2,58 triliun sepanjang 2020. Nilai ini menurun 53,76 persen yoy dari Rp5,58 triliun.

Dari sisi permodalan, BEKS mencatatkan peningkatan ekuitas senilai Rp1,36 triliun, melonjak 147,77 persen dari 2019 yang senilai Rp549,53 miliar.

Jika ditelisik ke belakang, dari 2016 Bank Banten belum mencatatkan laba. Pada 2016, rugi bersih BEKS tercatat senilai Rp405,12 miliar kemudian turun signifikan menjadi Rp76,28 miliar.

Tahun berikutnya, rugi bersih meningkat ke angka Rp100,13 miliar dan kembali naik menjadi Rp137,56 miliar.

Manajemen Bank Banten pun menargetkan bisa meraih laba pada tahun ini atau secepatnya dengan berbagai langkah, salah satunya dengan buyback kredit PNS Pemprov Banten Rp557 miliar dari Bank BJB.

Bank Banten pun menghadirkan produk-produk yang memungkinkan naiknya dana pihak ketiga (DPK). "[Dengan] Melakukan digitalisasi, serta mendorong segenap karyawan Bank Banten untuk meningkatkan produktivitas," kata Agus.

Agus pun menutup dengan mengatakan Bank Banten saat ini menyiapkan strategi dengan mengusung ‘4 Grand Strategy dan 8 Quick Wins’ untuk memastikan agar Bank Banten ke depan mencapai kejayaannya. Dengan captive market 70.000 PNS di Banten, Bank Banten menilai masih memiliki ruang yang sangat luas untuk berkembang.

“Kami tengah berupaya untuk all out menggarap nasabah utama, sembari membuka opsi-opsi turunan produk dan layanan yang terintegrasi dengan e-commerce. Saya optimis, BEKS bisa segera laba,” tutup Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper