Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Analis Perkirakan Semarak Akuisisi Bank Mini Akan Terus Berlanjut

Tren akuisisi bank kecil masih relevan. Konsolidasi masih akan berlangsung, terutama untuk menggalang kekuatan.
Gedung BNI/Istimewa
Gedung BNI/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Semarak tren Akuisisi di industri Perbankan diperkirakan bakal terus berlanjut seiring dengan langkah transformasi digital dari tiap bank.

Head of Investment Avrist Asset Management Tubagus Farash Akbar Farich mengatakan ke depannya tren akuisisi masih tetap relevan. Konsolidasi masih akan berlangsung, terutama untuk menggalang kekuatan.

“Jadi, saya rasa tren akuisisi masih akan relevan kedepannya, karena konsolidasi ini bisa untuk strategi untuk menghadapi masa sulit ini,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Rabu (20/10/2021),

Tahun ini menjadi momentum menjanjikan bagi bank digital. Bukan hanya perbankan, tetapi juga korporasi, konglomerat hingga perusahaan rintisan alias startup berlomba-lomba masuk.

Tren ini sejalan dengan rencana dari regulator yang ingin mengonsolidasikan industri perbankan agar lebih kuat dari sisi permodalan. Konsekuensinya, banyak bank BUKU I dijual dan dibeli oleh pemodal besar serta konglomerasi.

Kabar terbaru adalah rencana PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) untuk mengakuisisi bank mini sebagai upaya untuk mengembangkan bank digital.

Direktur Utama Bank BNI Royke mengonfirmasi kepada Bisnis bahwa perseroan telah meneken perjanjian akuisisi bank. Proses itu sudah masuk dalam kesepakatan awal, dan kini tengah memasuki tahap finalisasi.

Direktur Keuangan BNI Novita Anggraini, ketika dihubungi Bisnis, mengatakan akselerasi kapabilitas digital sudah menjadi bagian dari program transformasi perseroan.

Terkait dengan rencana akuisisi, dia menyebutkan BBNI menaruh perhatian pada dua hal. “Akuisisi bank BUKU 1 atau BUKU 2 yang sehat menjadi alternatif yang kami kaji dan tentu dilengkapi dengan kolaborasi dengan global tech company,” ujarnya.

Dari sisi pendanaan, kata Novita, perseroan tidak memiliki masalah. BBNI diketahui telah mengeksekusi beberapa program penguatan permodalan pada Maret dan September 2021, seiring dengan kondisi profitabilitas yang membaik.

Langkah BNI ini menyusul aksi korporasi yang sebelumnya sudah dilakukan bank-bank lain. PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB), misalnya, secara gamblang telah mempersiapkan bisnisnya menuju bank digital setelah diakuisisi oleh Akulaku.

Ada juga PT Bank Harda Internasional, kini menjadi PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), yang baru saja diakuisisi Mega Corpora akan menjadi sebuah bank digital. Rencana ini akan dilakukan setelah proses akuisisi oleh Mega Corpora selesai.

Bank lainnya adalah PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW) yang saat ini berfokus dalam pengembangan inovasi digital, mulai dari pembukaan rekening hingga deposito berjangka daring. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga mengakuisisi Bank Royal, yang kini telah bertransformasi menjadi bank digital.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso menuturkan tahun ini diharapkan lebih banyak lembaga jasa keuangan melakukan penggabungan usaha atau merger dan akuisisi.

Menurutnya, hal itu mempertimbangkan persaingan industri jasa keuangan ke depan yang akan semakin ketat di tengah era digitalisasi. Dengan demikian, kebutuhan modal juga harus semakin kuat, terutama di sektor perbankan.

“Trennya [pada 2021] akan lebih banyak lagi bank yang melakukan akuisisi dan merger," kata Wimboh pada awal tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper