Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRI (BBRI) Optimistis Penuhi Rasio Kredit UMKM 30 Persen, Begini Strateginya

Dalam memberdayakan dan mengembangkan segmen UMKM, BRI memiliki dua strategi untuk mencapai hal itu. Berikut ini paparannya.
Gedung BRI/Istimewa
Gedung BRI/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) optimistis target pembiayaan 30 persen kepada segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM dapat tercapai.

Hal tersebut tak terlepas dari potensi pembiayaan UMKM yang masih sangat besar. Sementara di sisi lain, UMKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional.

Dalam memberdayakan dan mengembangkan segmen UMKM, Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyampaikan perseroan memiliki dua strategi untuk mencapai hal itu.

Pertama, dengan menaikkelaskan nasabah existing, dengan melakukan berbagai program edukasi dan pendampingan. Kedua, dengan menyasar segmen yang lebih kecil, yakni ultra mikro sebagai pertumbuhan baru.

Menurut Aestika, berbekal strategi go smaller, go shorter, dan go faster, BRI akan mampu menyasar segmen yang lebih kecil, dengan proses yang lebih cepat dan efisien dengan adanya digitalisasi.

“Dengan strategi tersebut BRI dapat melayani masyarakat sebanyak mungkin dengan harga semurah mungkin. Hal tersebut dapat dicapai dengan digitalisasi layanan perbankan sehingga semua akan menjadi lebih cepat dan efisien,” ujar Aestika kepada Bisnis, Kamis (20/1/2022).

Sebagai bank yang berkomitmen mendukung pengembangan dan pemberdayaan UMKM, capaian proporsi kredit UMKM dibanding total kredit BRI meningkat dari semula 80,65 persen pada akhir September 2020 menjadi 82,67 persen pada akhir September 2021.

“Capaian ini menjadikan BRI sebagai bank yang menyalurkan kredit UMKM tertinggi di Indonesia. Ke depan, porsi kredit UMKM ini juga akan terus ditingkatkan hingga 85 persen,” terangnya.

Berbicara mengenai UMKM, Aestika menilai saat ini yang lebih dibutuhkan oleh UMKM sebetulnya bukanlah advokasi, melainkan berupa edukasi.

“Edukasi yang harus diberikan berupa semangat entrepreneurship karena tidak semua UMKM memiliki semangat tersebut,” ungkapnya.

Kemudian, lanjut Aestika, UMKM perlu dibekali ilmu administrasi manajerial untuk mengatur keuangan, mengakses informasi, mengakses pasar, dan mengakses permodalan.

Setelah itu, UMKM dibimbing menjalankan bisnis secara sustainable atau berkelanjutan, dengan mengedepankan prinsip good corporate governance (GCG).

Dengan demikian, jika UMKM tersebut sudah layak dan komersial, maka akses pembiayaan yang semakin meningkat akan terwujud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper