Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Ungkap Sederet Tantangan Pemulihan UMKM Nasional pada 2022

UMKM merupakan salah satu sektor usaha yang paling tergilas oleh pandemi Covid-19. Menurut data OJK, sebanyak 84,20 persen UMKM terpaksa mengalami penurunan pendapatan akibat dampak pengetatan aktivitas masyarakat.
Pekerja menyelesaikan pembuatan kursi pantai berbahan rotan di Tegal Wangi, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (12/2/2019). /Antara Foto-Dedhez Anggara
Pekerja menyelesaikan pembuatan kursi pantai berbahan rotan di Tegal Wangi, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (12/2/2019). /Antara Foto-Dedhez Anggara

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan ada sederet tantangan yang akan dihadapi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM pada 2022.

UMKM merupakan salah satu sektor usaha yang paling tergilas oleh pandemi Covid-19. Menurut data OJK, sebanyak 84,20 persen UMKM terpaksa mengalami penurunan pendapatan akibat dampak pengetatan aktivitas masyarakat.

Selain penurunan pendapatan, sebanyak 62,21 persen UMKM juga menghadapi kendala keuangan, di antaranya terkait dengan pembayaran pegawai dan biaya operasional. Adapun, sejumlah tantangan juga akan melintangi upaya pemulihan UMKM nasional pada tahun ini.

Ketua Satgas Pengembangan Keuangan Syariah dan Ekosistem UMKM Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ahmad Buchori, menyebutkan merebaknya penyebaran Omicron sejak November 2021 akan cukup berdampak pada penyaluran pembiayaan kepada UMKM. Oleh sebab itu, diperlukan adanya pengendalian pandemi dan program pemulihan terhadap UMKM.

Selain itu, munculnya kebijakan The Fed untuk mempercepat laju pengurangan pembelian aset atau tapering juga akan berdampak pada kenaikan suku bunga hingga tiga kali pada 2022. Menurutnya, ini akan turut berdampak pada laju pembiayaan UMKM.

“Perlu adanya peningkatan kesadaran industri jasa keuangan untuk meningkatkan persentase portofolio pembiayaan kepada sektor UMKM hingga 30 persen, baik melalui paket kebijakan maupun mempersiapkan basis data UMKM, yang mampu dimanfaatkan oleh lembaga jasa keuangan untuk mempermudah analisa kredit,” pungkasnya, Jumat (4/2/2022).

Buchori melanjutkan bahwa tantangan lain dalam pemulihan UMKM nasional adalah terbatasnya produk-produk UMKM lokal yang berorientasi ekspor. Dia menilai diperlukan jalur pembinaan agar mampu mendorong produksi dan adanya permintaan modal yang signifikan.

Berdasarkan data analisis uang beredar yang dipublikasikan Bank Indonesia (BI), kredit ke sektor UMKM tumbuh 12,2 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp1.147,3 triliun pada 2021.

Namun, realisasi kredit ke UMKM tercatat masih berkontribusi 19,93 persen dari total penyaluran kredit perbankan yang mencapai Rp5.755,7 triliun 2021. Regulator menargetkan penyaluran kredit ke UMKM dari perbankan nasional dapat menyentuh 30 persen pada 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper