Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Analis Jagokan Saham Bank Jago (ARTO) dibanding Bank Digital Lain. Ini Alasannya

Adanya ekosistem bisnis digital membuat Bank Jago (ARTO) ini menjadi pembeda di antara bank-bank digital lain.
Wakil Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung dalam paparan kinerja PT Bank Jago Tbk. (ARTO) periode 2021, Jumat (11/3/2022). /ARTO.
Wakil Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung dalam paparan kinerja PT Bank Jago Tbk. (ARTO) periode 2021, Jumat (11/3/2022). /ARTO.

Bisnis.com, JAKARTA – Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menyebut saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) sebagai satu-satunya primadona saham bank digital.

Menurut Nico, adanya ekosistem bisnis digital membuat emiten bank bersandi saham ARTO ini menjadi pembeda di antara bank-bank digital lain.

“Satu hal yang pasti ketika bicara bank digital kata kuncinya selalu satu, yaitu ekosistem bisnis digital,” ujar Nico kepada Bisnis, Senin (14/3/2022).

Nico menjelaskan Bank Jago sudah mempunyai ekosistem digital dengan masuk sebagai pelengkap, salah satu ekosistem digital terbesar di Indonesia, antara lain Gojek dan Tokopedia.

“Beli dan pakai aplikasi Tokopedia, pembayaran melalui ARTO. Ketika bayar pakai ARTO, pasti akan memilih Gojek. Ekosistem yang besar seperti ini yang akan dimanfaatkan oleh ARTO,” jelasnya.

Selain ekosistem tersebut, adanya pengguna aktif bulanan atau monthly active user (MAU) juga menjadi alasan lain terpilihnya Bank Jago sebagai satu-satunya bank digital.

“Bisnis perbankan bukan hanya bisnis tanding, melainkan juga bisnis lending atau kredit. Ini yang menjadi daya tarik bank ARTO,” imbuhnya.

Selain itu, Nico menilai PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) digadang-gadang memiliki potensi yang besar menjadi kandidat the next ARTO.

“Apakah Allo Bank akan menjadi the next ARTO? Mungkin saja,” lugasnya.

Potensi tersebut terlihat di saat Allo Bank baru mulai sudah mendapatkan dukungan dari beragam teknologi, baik dari dalam maupun luar negeri. Tak kalah pentingnya, kata Nico, Allo Bank mempunyai 2 kekuatan konglomerasi yang besar dan kuat di bidang infrastruktur teknologi dan software. Ini akan menjadi pelengkap Allo Bank.

“Kami melihat Allo Bank justru berpotensi besar menjadi kandidat the next ARTO. Tapi balik lagi, user active per monthly enggak bisa bohong,” ujarnya.

Dengan demikian, Nico menggarisbawahi pengguna aktif bulanan menjadi salah satu nilai tambah ARTO.

Kinerja ARTO 2021

Jika menilik laporan keuangan perseroan, PT Bank Jago Tbk. (ARTO) membukukan kinerja positif yang solid pada 2021 dengan mencetak laba bersih setelah pajak atau net profit after tax (NPAT) sebesar Rp86 miliar.

Selain itu, ARTO juga berhasil menyalurkan kredit sebesar 491 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp908 miliar di posisi Desember 2020 menjadi Rp5,37 triliun per Desember 2021. Pertumbuhan kredit yang tinggi mendorong pendapatan bunga meningkat 624 persen yoy menjadi Rp652 miliar.

Lebih lanjut, Bank Jago juga tetap menjaga rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang rendah di level 0,6 persen. Hal ini disebabkan Bank Jago telah berkolaborasi dengan sejumlah fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan digital lainnya dalam kerja sama pembiayaan (partnership lending) selama 2021. Dengan demikian, kolaborasi ini melengkapi integrasi Bank Jago dengan super app Gojek, aplikasi reksa dana online Bibit, dan platform trading online Stockbit.

“Kami berangkat dari baseline yang rendah, sehingga persentase kenaikannya terlihat sangat tinggi. Di sisi lain model bisnis yang tepat dan kolaborasi dengan ekosistem digital membuat penyaluran kredit lebih signifikan,” ujar Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar dalam keterangan tertulis, Jumat (11/3/2022).

Dia menjelaskan bahwa dengan adanya kolaborasi tersebut, membuat ekspansi perseroan bisa dilakukan secara cepat, efisien, dan pengelolaan risiko yang lebih terkendali. “Kolaborasi merupakan cara kami dalam melayani nasabah usaha mikro, kecil, dan menengah serta masyarakat luas dan ritel secara efektif dan cepat. Melalui pembiayaan ini, kami ingin berkontribusi dalam pemulihan ekonomi akibat pandemi.”

Sementara itu, beban bunga terkerek 147 persen yoy menjadi Rp63 miliar. Dengan demikian, pendapatan bunga bersih tercatat Rp590 miliar atau tumbuh 812 persen yoy. “Kemampuan menekan beban bunga tak lepas dari kehadiran aplikasi Jago yang diluncurkan pada April 2021,” imbuhnya.

Selanjutnya, total dana pihak ketiga (DPK) pada akhir 2021 mencapai Rp3,68 triliun, meningkat 357 persen yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp804 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh jumlah nasabah funding mencapai 1,4 juta orang. Berkat aplikasi Jago, dana murah atau current account savings account (CASA) yang dihimpun mencapai Rp1,68 triliun sepanjang 2021.

Nilai ini melesat 667 persen yoy dibandingkan periode yang sama pada 2020, yakni sebesar Rp219 miliar. Sementara itu, deposito meningkat 242 persen yoy dari Rp585 miliar menjadi Rp2 triliun. Pencapaian ini membuat porsi CASA terhadap total DPK meningkat, dari 27,2 persen pada akhir 2020 menjadi 45,6 persen pada akhir 2021. Sebaliknya, porsi deposito menyusut dari 72,8 persen pada akhir 2020 menjadi 54,4 persen pada akhir 2021.

“Peningkatan dana murah merupakan hasil dari penerimaan publik terhadap aplikasi Jago sebagai solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan. Kami percaya pengelolaan keuangan harus memiliki prinsip sederhana, kolaboratif, dan inovatif,” ujarnya.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper