Bisnis.com, JAKARTA - Produk anjak piutang alias factoring menjadi penolong leasing PT Indonesia International Finance (IIFinance) mencatatkan kinerja keuangan positif sepanjang periode 2021.
Berdasarkan laporan keuangan IIFinance yang diterbitkan di Harian Bisnis Indonesia, dikutip Selasa (3/5/2022), produk anak piutang tampak menjadi pendongkrak aset sehingga mampu tumbuh 11,6 persen (year-on-year/yoy).
Tepatnya menjadi senilai Rp272,59 miliar dari sebelumnya Rp224,17 miliar pada periode 2020. Nominal total aset ini juga lebih besar dari periode sebelum pandemi Covid-19, bahkan menjadi yang terbesar selama IIFinance berdiri.
Tagihan anak piutang pun tercatat menjadi komponen pembentuk aset terbesar buat IIFinance, mencapai Rp115,16 miliar. Nominalnya pun naik signifikan 87,6 persen (yoy) dari periode sebelumnya senilai Rp61,37 miliar.
Sebaliknya, kegiatan pembiayaan lain seperti sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen sama-sama masih turun. Piutang sewa pembiayaan turun dari Rp56,25 miliar ke Rp52,48 miliar, sementara pembiayaan konsumen turun dari Rp49,64 miliar ke Rp35,41 miliar.
Sebagai informasi, tiga kegiatan utama ini di-branding IIFinance dengan nama I2Factor untuk produk factoring, I2Fin untuk pembiayaan investasi atau sewa guna usaha, dan I2Fun untuk pembiayaan multiguna.
Baca Juga
Beralih ke kinerja laba-rugi, anjak piutang juga menjadi produk pendongkrak cuan, di mana pendapatan dari produk ini naik dari Rp7,99 miliar pada 2020 menjadi Rp12,96 miliar pada 2021.
Sementara itu, pendapatan dari sewa pembiayaan masih turun dari Rp9,41 miliar pada 2020 menjadi Rp8,8 miliar pada 2021. Pembiayaan konsumen pun serupa, turun dari Rp6,38 miliar menjadi Rp6,02 miliar.
Hasilnya, total pendapatan masih bisa naik 5,15 persen (yoy) menjadi Rp32,44 miliar. IIFinance pun tampak berhasil menekan beban untuk turun 21 persen (yoy) menjadi Rp10,8 miliar. Laba bersih pun bisa naik dari Rp13,54 miliar pada 2020 menjadi Rp17,29 miliar pada 2021.
Sebagai informasi, selain anjak piutang, IIFinance utamanya melayani pembiayaan investasi alat berat, genset, mesin-mesin produksi, dan truk. Sementara untuk pembiayaan multiguna, seperti pembiayaan pendidikan, renovasi rumah, pernikahan, dan perjalanan.