Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei BI Membuktikan Penyaluran Kredit Baru Melambat di April 2022

Survei Bank Indonesia menunjukkan penyaluran kredit baru pada April 2022 terindikasi melambat dibandingkan bulan sebelumnya.
Karyawan keluar dari gedung Bank Indonesia di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan
Karyawan keluar dari gedung Bank Indonesia di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -  Bank Indonesia (BI) menyampaikan penyaluran kredit baru pada April 2022 terindikasi melambat dibandingkan bulan sebelumnya.

Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan yang dirilis BI pada Kamis (19/5/2022) menunjukkan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru pada April 2022 sebesar 59,9 persen. SBT tersebut bernilai positif, meski lebih rendah dibandingkan Maret 2022 yang tercatat sebesar 87,0 persen.

Adapun berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan kredit baru pada April terindikasi terjadi pada seluruh kategori bank. Sama halnya dengan jenis penggunaan, penyaluran kredit baru pada April 2022 juga terindikasi tumbuh positif pada seluruh jenis kredit.

SBT kredit modal kerja (KMK) terpantau memiliki SBT tertinggi dari jenis penggunaan kredit lainnya, yakni sebesar 70,6 persen pada April 2022. Namun, penyaluran kredit baru KMK menurun dari sebelumnya sebesar 88,3 persen pada posisi Maret 2022.

Lebih lanjut, SBT kredit investasi mengalami penurunan dari 47,4 persen per Maret 2022 menjadi 26,6 persen pada April 2022. Di sisi lain, SBT kredit konsumsi (KPR) mengalami kenaikan dari 29,5 persen di posisi Maret 2022 menjadi 37,5 persen per April 2022.

Sementara itu, SBT kredit konsumsi lainnya juga turun dari 52,6 persen menjadi 39,2 persen pada April 2022.

Jika dipantau berdasarkan kategori lapangan usaha, kredit baru pada April 2022 terutama diprioritaskan kepada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, diikuti oleh industri pengolahan atau manufaktur, konstruksi, pertanian, kehutanan, dan perikanan.

“Faktor utama yang mempengaruhi perkiraan penyaluran kredit baru pada April 2022, yaitu permintaan pembiayaan dari nasabah, serta prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan,” jelas BI dalam laporan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper