Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS) mengumumkan ekuitas perusahaan susut menjadi Rp1,8 triliun sepanjang paruh pertama 2022. Nilai ini turun 4,7 persen dibandingkan periode yang sama 2021 lalu dimana ekuitas BEKS sebesar Rp1,89 triliun.
Ekuitas perusahaan merupakan indikator kekayaan perusahaan. Otoritas Jasa Keuangan bahkan telah menetapkan ekuitas perbankan paling sedikit Rp3 triliun hingga akhir 2022 nanti.
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan Jumat (5/8/2022) itu, penurunan ekuitas disebabkan membesarnya saldo rugi perusahaan. Pos kerugian dalam ekuitas ini membengkak dari negatif Rp2,65 triliun menjadi negatif Rp2,74 triliun. Dengan liabilitas Rp6.46 triliun, maka total aset BEKS menjadi Rp8,27 triliun.
Turun dibandingkan aset per 30 Juni 2021 sebesar Rp8,84 triliun. Sementara itu, jika dilihat dari laporan laba rugi, rugi perusahaan tercatat mengalami penurunan.
Pada akhir Juni 2022, BEKS membukukan rugi Rp83,15 miliar. Berbanding rugi Rp101,66 miliar pada periode yang sama pada 2021 lalu.
Jika ditelaah lebih lanjut, sepanjang enam bulan pertama tahun ini, BEKS membukukan pendapatan bunga Rp226,84 miliar. Tumbuh 73,27 persen dibandingkan tahun lalu yang membukukan pendapatan bunga Rp130,91 miliar.
Seiring pertumbuhan pendapatan, BEKS juga mengalami kenaikan beban bunga yakni dari Rp118,64 miliar menjadi Rp170,61 miliar. Sehingga perusahaan membukukan pendapatan bunga bersih Rp56,23 miliar.
Bank yang dikendalikan pemerintah Provinsi Banten ini juga berhasil melipatkan pendapatan operasional. Perusahaan berhasil menaikkan pendapatan operasional utamanya dari pos lain lain menjadi Rp40,8 miliar dari periode sebelumnya Rp12,7 miliar.
Meski dua pos pendapatan tumbuh tinggi, BEKS masih harus menanggung rugi tahun berjalan. Beban administrasi dan umum perusahaan mengalami lonjakan tajam dari Rp88,26 miliar menjadi Rp137,28 miliar. Saat yang sama beban tenaga kerja melonjak dari Rp60,7 miliar menjadi Rp203,3 miliar. Sehingga perusahaan membukukan rugi bersih sebelum pajak menjadi Rp106,28 miliar.
BEKS mendapat manfaat pajak penghasilan sebesar Rp23,12 miliar, sehingga rugi bersih tahun berjalan menjadi Rp83,1 miliar.