Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sedikit Lagi Saham Emiten Bank Wong Cilik (BBRI) Menuju All Time High

Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) terus menguat menuju all time high menyusul tiga bank jumbo lainnya seperti BBCA, BBNI dan BMRI.
Logo PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. tampak di kawasan perkantoran Jakarta. /Bloomberg-Dimas Ardian
Logo PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. tampak di kawasan perkantoran Jakarta. /Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA --Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) terus menguat menuju all time high menyusul tiga bank jumbo lainnya seperti BBCA, BBNI dan BMRI yang sudah mencatatkan posisi tertingginya dalam lima tahun terakhir.

Pada sesi penutupan perdagangan Kamis, (4/1/2024) saham emiten perbankan BBRI mampu naik 1,79% ke level Rp5.700 selama 24 jam terakhir. Artinya, saham bank plat merah itu pun makin mendekati posisi all time high-nya di Rp5.750. 

Merujuk laporan Astronacci yang dirilis baru-baru ini, reli harga saham BBRI sendiri terjadi seiring meningkatkan optimisme perekonomian global dan nasional.

Tak hanya, BBRI juga terus menunjukkan kinerja keuangan yang apik. Tercatat, total laba bersih hingga akhir triwulan III/2023 mencapai Rp 43,99 triliun. 

Analis Gema Goeyardi juga menyebut reli harga saham BBRI juga terdorong oleh harapan bahwa BRI mampu memberikan rasio pembayaran dividen minimal 70% dari total laba bersih tahun buku 2023 tahun. 

“Kalau kita hitung besar porsinya, BBRI akan membagikan dividen sebesar Rp38,5 triliun yang mana akan disalurkan pada tahun 2023,” ujarnya dalam riset yang dikutip Bisnis, Kamis (4/1/2024).

Menurut Gema, optimisme tersebut tercermin dari tingkat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 27,47%. Padahal, kebutuhan risk management perseroan hanya butuh 17,5%.

Itu berarti, BBRI mampu mengalokasikan dividen jumbo kepada pemegang saham, lantaran terdapat modal yang berlebih.

Capaian BBRI yang belum menyentuh all time high memang tergolong lambat dibandingkan BBRI, BMRI, dan BBCA. Pasalnya, BBRI dalam beberapa bulan kemarin paling banyak dijual asing.

“Jadi harga nya relatif agak lambat dibandingkan lainnya,” kata Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina pada Bisnis.

Kendati demikian, sentimen positif berupa konsistensi kinerja dalam mencatatkan pertumbuhan dari margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) masih tetap membayangi emiten tersebut.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta juga menyebut hal yang justru membedakan hanyalah terkait asset quality, di mana BMRI menempati posisi terbaik jika dibandingkan dengan bank-bank lainnya.

“Sedangkan BBRI memiliki peranan penting dalam meningkatkan penyaluran kredit kepada UMKM,” jelasnya pada Bisnis. 

Sikap optimistis juga menular ke AWP Asesor Kompetensi LSP Pasar Modal Gembong Suwito yang menyampaikan secara fundamental kinerja BBRI 2023 dari sisi profitabilitas akan lebih baik dari kinerja 2022. Menurutnya, ini tercermin dari bottom line yang akan ditutup lebih tinggi diatas 2022.

Dia menyebut, saat ini BBRI dalam fase bullish alias naik, dengan target kenaikan minimal di Rp6.000 hingga Februari 2024.

“Kalau Pemilu Februari lancar dan sentimen positif akan deviden tahunan BBRI. Target harga BBRI ATH minimal Rp6.000 setelah itu ke Rp6.200,” ujarnya. 

Lebih lanjut, secara valuasi target konsensus analis untuk BBRI adalah di Rp6.369 pada 2024.

Kinerja BBRI Diramal Menguat pada 2024

Terpisah, mengacu pada Ciptadana Sekuritas, kinerja keuangan BBRI yang lebih baik pada 2024, nantinya dipengaruhi oleh serangkaian faktor, misalnya pemangkasan suku bunga, hingga pertumbuhan Kupedes.

Lebih rinci, BBRI diperkirakan akan menjadi pihak yang paling diuntungkan dari penurunan suku bunga acuan pada tahun 2024, dengan ekspansi margin bunga bersih (NIM) yang diantisipasi sekitar 20 basis poin (bps). 

Bahkan, kontribusi Kupedes terhadap portofolio pinjaman mikro BBRI diperkirakan akan melebihi KUR (Kredit Usaha Rakyat) pada akhir 2023.

“Pergeseran ini diantisipasi akan berdampak positif pada NIM bank,” tulis laporan tersebut.

Lalu, perseroan juga diperkirakan akan mendapatkan manfaat dari pelonggaran dari kebijakan moneter Bank Indonesia (BI), termasuk penurunan Required Reserve Ratios (RRR).

BBRI pun tercatat melakukan write-off secara signifikan sekitar Rp29 triliun pada 2023, yang sebagian besar disebabkan oleh pandemi. Alhasil, ini menyebabkan perbaikan baik pada rasio kredit bermasalah alias (nonperforming loans/NPL) maupun Cost of Credit (CoC) pada 2024.

Terakhir, pada riset yang sama, BBRI dicatat sedang diperdagangkan dengan Price-to-Book Value (PBV) sebesar 2.5x untuk 2024. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper