Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Maspion Indonesia Tbk. (BMAS) memutuskan untuk tidak membagikan dividen tunai atas laba tahun buku 2023 kepada pemegang sahamnya. Langkah itu dilakukan Bank Maspion dalam tiga tahun beruntun, setelah terakhir kali tebar dividen pada tahun buku 2020.
Keputusan tersebut diambil BMAS dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar pada 14 Mei 2024. Bank besutan korporasi keuangan asal Thailand, Kasikorn Bank atau KBank ini telah meraup laba bersih Rp63,25 miliar pada 2023.
"Menyetujui penggunaan laba perseroan sebesar 4,74% dari laba bersih atau kurang lebih Rp3 miliar disisihkan untuk dana cadangan," tulis Manajemen BMAS dalam risalah RUPST di keterbukaan informasi pada Kamis (16/5/2024). Adapun, sebanyak Rp60,25 dari laba dibukukan sebagai laba ditahan.
Langkah tidak membagikan dividen ini diambil Bank Maspion dalam tiga tahun berturut-turut. Sebelumnya, BMAS memutuskan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2020.
Pada 2021, BMAS menebar dividen sebesar Rp7,5 per saham atau Rp33,33 miliar bersumber dari laba bersih tahun buku 2020.
Adapun, pada tahun buku 2023, Bank Maspion telah membukukan laba bersih Rp63,25 miliar, susut 44,97% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih periode 2022 sebesar Rp114,94 miliar.
Baca Juga
Meski begitu, Bank Maspion mencatatkan kinerja penyaluran kredit yang tumbuh agresif. Tercatat, BMAS telah menyalurkan kredit Rp13,24 triliun pada 2023, melesat 50,79% yoy, jauh di atas industri. Aset bank pun naik 31,5% yoy menjadi Rp19,66 triliun pada 2023.
Dari sisi pendanaan, tercatat Bank Maspion telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp11,03 triliun, naik dari Rp10,91 triliun pada tahun sebelumnya.