Kondisi di BCA, BNI, dan BTN
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) misalnya yang menjadi pemain bank swasta pertama yang membagikan bocoran terbaru, di mana kinerja kredit bank only tumbuh 15,4% pada kuartal II/2024 seiring dengan ekonomi yang membaik.
Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim mengatakan secara umum kondisi bank di Tanah Air relatif bagus dan stabil, tecermin dari indikator pertumbuhan sampai kuartal I/2024 yang berada pada level 12%. Bahkan, pemulihan ekonomi usai Covid-19 terbilang cepat dibanding yang diekspektasikan.
“Kredit di kisaran 15% lebih, kalau bank alone 15,4%. Biasanya [kredit] konsolidasi lebih tinggi,” ujarnya pekan lalu, (3/7/2024).
Saat itu dalam paparannya, Vera juga mengungkapkan adanya anomali atau hal yang tidak biasa terjadi pada permintaan kredit pada kuartal I/2024, di mana kredit tumbuh 17,1% didukung kredit korporasi.
“Sebenarnya pipeline sudah ada di kuartal IV/2024, kebetulan tahun ini tahun Pemilu bulan Februari, jadi begitu ada wait and see sedikit, begitu pemilu sudah selesai dan ada quick count, sebelum selesai kuartal I/2024, pipeline itu sudah terealisasi,” katanya.
Vera juga menyebut dengan peningkatan BI Rate ke level 6,25% sejak April 2024, tidak membuat perbankan serta merta menaikkan suku bunga kredit. Pasalnya, bank juga menjaga momentum pertumbuhan agar kredit bisa tumbuh dan kualitas kredit membaik.
Usai Covid-19, kata Vera, risiko kredit alias loan at risk (LAR) pun cenderung menurun, ini mengindikasikan ekonomi yang kian membaik dan pertumbuhan kredit berlanjut.
“[Itu membuat] bank juga lebih mudah menyalurkan kredit, itu yang kami jaga. Jadi, saat ini suku bunga kredit terjaga tidak ada perubahan. Meski [suku bunga kredit] ada yang naik turun itu relatif, tergantung kualitas debitur,” tuturnya.
Kemudian, dari kelompok bank Himbara, yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menyampaikan kuartal II/2024 akan berada di kisaran 9%-10%. Proyeksi target kredit hingga akhir tahun pun berada di kisaran low dobel digit, yakni 10%.
“Kurang lebih [kuartal II/2024] sama. Sekarang [Maret 2024] 9% kurang lebih 10%. Jadi, kita range-nya 9%-10% enggak akan berubah,” ujarnya di DPR, Senin (8/7/2024).
Tercatat, BNI memang telah menyalurkan kredit sepanjang kuartal I/2024 sebesar Rp695,16 triliun, tumbuh 9,6% yoy.
Sementara, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) melaporkan akan merevisi target kreditnya sebagai respons suku bunga yang tinggi.
Namun, Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu tak menyampaikan lebih lanjut soal kisi-kisi terkait kinerja penyaluran pinjaman pada kuartal II/2024.
Untuk diketahui, BTN memang membukukan pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 14,8% menjadi Rp344,2 triliun pada kuartal I/2024. Sayangnya, laju simpanan nasabah di bank atau dana pihak ketiga (DPK) BTN dinilai tidak bisa mengimbangi kredit, di mana hanya tumbuh 11,9%.
Alhasil, saat ini Dirut menyampaikan bahwa BTN memilih tidak menetapkan target penyaluran kredit yang setara atau lebih tinggi dari pencapaian kuartal I/2024. Di mana, pihaknya menurunkan pertumbuhan target kredit ke level 10-11% hingga akhir tahun.
“[Ini] karena likuiditas yang cukup mahal. [BTN] mulai menurunkan ekspansi kredit, karena biaya dana [cost of fund] bunganya masih sangat mahal. dan kita belum tahu kapan [suku bunga acuan] turun, kehati-hatian di situasi ini penting sekali,” ujar Nixon, Senin (8/7/2024).