Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Ikut Proyek Nexus untuk Pembayaran di Asean, Bagaimana Nasib QRIS?

Proyek Nexus akan memengaruhi proses kerja sama sistem antarnegara, seperti QRIS yang sudah bisa digunakan di negara Asean lainnya.
Logo Bank Indonesia (BI) di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Kamis (23/11/2023). / Bloomberg-Rosa Panggabean
Logo Bank Indonesia (BI) di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Kamis (23/11/2023). / Bloomberg-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia bekerja sama dengan bank-bank sentral negara Asean lainnya sedang mengembangkan Proyek Nexus yang merupakan sistem pembayaran digital instan antarnegara.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan Proyek Nexus ditargetkan selesai pada 2027. Menurutnya, Proyek Nexus akan menyambungkan sistem pembayaran retail antarnegara.

"Nexus ini sebagai jembatan untuk menyambung satu infrastruktur [sistem pembayaran negara A] ke infrastruktur yang lain [sistem pembayaran negara B]," jelas Perry Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025).

Dia menjelaskan Proyek Nexus merupakan kerja sama antara Bank Indonesia, Bank Negara Malaysia, Bangko Sentral ng Pilipinas, Monetary Authority of Singapore, dan Bank of Thailand bersama Bank for International Settlements.

Jika sudah selesai maka sistem pembayaran retail instan dari masing-masing negara tersebut akan tersambung dalam Nexus. Dengan demikian, warga negara Indonesia bisa melakukan transaski di Singapura meski menggunakan mata uang rupiah secara digital dengan sistem pembayaran QR (Quick Response Code).

Dia mengakui bahwa kini Bank Indonesia juga sedang memperluas cakupan penggunaan QR Indonesian Standar (QRIS) agar bisa digunakan di negara-negara Asean lainnya. Hanya saja, sambungnya, QRIS tetap memiliki kelemahan apabila digunakan sebagai pembayaran antara negara-negara.

Perry menjelaskan bahwa penggunaan QRIS di Thailand, Malaysia, atau negara lain bisa terselenggara dengan kerja sama dengan bank-bank negara lain. Artinya, pemerintah bekerja sama dengan bank-bank di Thailand, Malaysia, dan negara lain yang bersedia terintegrasi dengan QRIS.

"Setelah kita transaksi, penyelesaiannya secara bilateral di masing-masing bank yang ikut sehingga ini eskalasi volumenya tidak bisa cepat dan belum tentu biayanya bagi konsumen itu akan lebih rendah," ungkapnya.

Sebaliknya, lewat Nexus, pemerintah tidak perlu lagi bekerja sama di level bank karena sistem pembayaran nasional masing-masing negara Asean sudah terhubung. Akibatnya, sambung Perry, perluasan volume transaksi pembayaran retail antarnegara semakin cepat.

"Kalau volume transaksi semakin lama semakin banyak, biaya per transaksinya akan semakin lama semakin kecil. Yang benefit siapa? Ya masyarakat Indonesia karena di Indonesia yang paling banyak volume retail," klaimnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper