Bisnis.com, JAKARTA - Emiten bank PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) membukukan laba bersih sepanjang semester I/2025 senilai Rp227 miliar.
Raihan tersebut tumbuh 13,2% secara tahunan (year on year/YoY) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, senilai Rp200,59 miliar.
Untuk tiga bulan kedua atau kuartal II/2025, bank digital milik Chairul Tanjung (CT) ini mencatatkan laba bersih Rp115 miliar, naik 27% YoY.
Dalam siaran pers yang diterima Kamis (31/7/2025) Plt. Direktur Utama Allo Bank Ari Yanuanto Asah mengatakan di tengah kondisi makro ekonomi yang penuh tantangan, perseroan mencatatkan pertumbuhan berkelanjutan dengan jumlah nasabah sebanyak 12,7 juta
nasabah per akhir Juni 2025.
"Pertumbuhan sepanjang semester I/2025 ini melanjutkan momentum pertumbuhan 2024 yang cukup baik di mana berdasarkan kinerja tahun 2024, Allo Bank belum lama ini menebar dividen tunai untuk pertama kalinya sebesar Rp233,4 miliar atau 50% dari laba bersih pada tahun tersebut," ujarnya.
Lebih lanjut, pendapatan operasional Allo Bank naik 41% YoY pada kuartal II/2025 menjadi Rp407 miliar, didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih dan pendapatan berbasis biaya (fee-based income).
Pada triwulan tersebut, pendapatan bunga bersih tumbuh 35% YoY menjadi Rp 358 miliar, sementara pendapatan berbasis biaya tumbuh 78% yoy menjadi Rp82 miliar.
Peningkatan laba bersih juga berkorelasi langsung dengan peningkatan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) yang tercatat masing-masing sebesar 4,3% dan 6,3% atau naik 20 bps dan 40 bps dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kredit yang disalurkan BBHI tercatat sebesar Rp7,488 triliun pada akhir semester I/2025, didorong pertumbuhan terutama di segmen Retail Banking. Rasio kredit bermasalah (NPL) gross dan net masing-masing sebesar 1,5% dan 0,7% pada semester I/2025. Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan juga mengalami kenaikan sebesar 27% YoY menjadi Rp5,817 triliun.
BBHI mempertahankan tingkat permodalan yang kuat terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 83,1%, jauh di atas ketentuan batas minimal yang diterapkan oleh regulator. Ekuitas Allo Bank meningkat 3% YoY menjadi Rp7,28 triliun, tumbuh positif secara organik dari perolehan laba ditahan dan laba berjalan.