Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SDM PERBANKAN: RI Butuh 8.000 Bankir Tiap Tahun

Perbankan nasional diperkirakan membutuhkan 8.000 bankir per tahun, tetapi perguruan tinggi di bidang ini hanya mampu memasok sekitar 1.000 lulusan setiap tahun.
Rektor Perbanas Institute Marsudi Wahyu Kisworo/Perbanas Institute
Rektor Perbanas Institute Marsudi Wahyu Kisworo/Perbanas Institute

Bisnis.com, JAKARTA—Perbankan nasional diperkirakan membutuhkan 8.000 bankir per tahun, tetapi perguruan tinggi di bidang ini hanya mampu memasok sekitar 1.000 lulusan setiap tahun.

Rektor Perbanas Institute Marsudi Wahyu Kisworo mengatakan sumber daya manusia di sektor perbankan saat ini diperkirakan mencapai 400.000 orang.

“Dengan asumsi jumlah yang pensiun atau tingkat mortalitas 2%, berarti sektor ini membutuhkan sekitar 8.000 bankir setiap tahun. Kami hanya mampu menghasilkan 1.000 bankir per tahun, sehingga kekurangannya sekitar 7.000 bankir diserap dari perguruan tinggi lain dari berbagai disiplin ilmu,” katanya kepada Bisnis, Sabtu (4/5/2014).

Menurut Marsudi, meskipun masih kekurangan SDM khusus di bidang perbankan dan keuangan, sektor tersebut saat ini masih bisa menutupinya dari dalam negeri.

Namun, dia khawatir sektor perbankan nasional akan diserbu oleh SDM asing, khususnya dari negara-negara Asean saat integrasi sektor perbankan dan keuangan regional pada 2020, jika gap tersebut tidak segera dibenahi.

“Indonesia merupakan negara Asean yang berpotensi besar untuk terus berkembang, termasuk di sektor perbankan, sehingga membutuhkan lebih banyak lagi SDM di bidang ini,” kata Marsudi yang juga guru besar bidang teknologi informasi.

Dia mengatakan Indonesia hanya akan menjadi pasar apabila SDM-nya tidak mampu bersaing di pasar tenaga kerja Asean. “Kekhawatiran saya adalah SDM kita akan kalah bersaing akibat pendidikan rakyat masih rendah,” ujarnya.

Saat ini, ungkap Marsudi, 83% rakyat Indonesia tidak mengenyam pendidikan tinggi, sementara lulusan sekolah menengah atas hanya 60% dan lulusan SD-SMP sekitar 80%.

Sedikitnya lulusan perguruan tinggi, tuturnya, menunjukkan kualitas angkatan kerja masih rendah sehingga akan sulit bersaing dengan SDM dari negara lain yang umumnya berpendidikan lebih tinggi.

“Ini ironi mengingat Indonesia termasuk negara yang menikmati bonus demografi, di mana tenaga kerja usia produktif lebih besar dibandingkan dengan usia nonproduktif. Kalau usia produktifnya tidak berkualitas, bisa menjadi bumerang bagi perekonomian,” ujarnya.

Oleh sebab itu, lanjut Marsudi, Perbanas Institute ikut berupaya menghasilkan SDM berkualitas tinggi, khususnya di bidang perbankan, keuangan dan informatika.

“Kami juga sudah mencanangkan Visi Perbanas Institute 2019 untuk menjadi 5 besar lembaga pendidikan perbankan terdepan di Asia pada 2019, 1 tahun menjelang integrasi sektor keuangan Asean,” ungkapnya.

Untuk mencapai visi tersebut, jelas Marsudi, Perbanas Institute menyiapkan infrastuktur dan suprastruktur, termasuk tenaga pengajar berstandar internasional. “Kami yakin bisa mencapai visi itu sehingga lulusan Perbanas Institute mampu bersaing dengan SDM asing, tidak hanya di negeri sendiri tetapi juga di negara lain.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis :
Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper