Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Jago Tbk. (ARTO) meraup laba bersih Rp21,71 miliar pada kuartal I/2024, naik 24,01% secara tahunan dari periode sebelumnya Rp17,5 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan terbaru, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) susut 18,4% menjadi Rp344,93 miliar dibanding sebelumnya Rp422,73 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan longsornya pendapatan bunga syariah dari Rp114,53 miliar menjadi Rp25,13 miliar atau menurun -78,05%. Sementara itu pendapatan bunga segmen konvensional solid tumbuh dari Rp372,58 miliar pada Maret 2023 menjadi Rp417,27 miliar pada Maret 2024.
Peningkatan laba juga ditopang lonjakan pendapatan lainnya tumbuh 157,27% menjadi Rp58,79 miliar pada kuartal I/2024 dari sebelumnya Rp22,85 miliar. Kemudian terjadi penyusutan pada kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) sebesar 60,44% menjadi Rp52,81 miliar dari sebelumnya Rp133,49 miliar.
Adapun, dari segi penyaluran kredit, Bank Jago mencatatkan pertumbuhan sebesar 32% yoy. Penyaluran kredit pada akhir kuartal I/2024 mencapai Rp14,3 triliun, meningkatkan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar Rp10,8 triliun. Alhasil, aset Bank Jago naik 24,86% menjadi Rp22,5 triliun dari tahun lalu sebesar Rp18,02 triliun
Per kuartal I/2024, Bank Jago pun telah melayani 11,1 juta nasabah, termasuk 9 juta nasabah funding melalui Aplikasi Jago. Jumlah tersebut naik 3,6 juta nasabah dibandingkan pencapaian kuartal I-2023 yang mencapai 7,5 juta nasabah.
Seiring dengan kredit, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross berada di level 0,61%, turun 90 basis poin (bps) dari 1,51% pada kuartal I/2023. NPL net juga susut 30 bps menjadi 0,03% dari sebelumnya 0,33%
Baca Juga
Selanjutnya, dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp13,2 triliun per Maret 2024, naik dari Rp9,3 triliun per Maret 2023. Dari jumlah DPK tersebut, komposisi dana murah alias (current account and savings account/CASA) mencapai 63% atau Rp8,3 triliun, sedangkan komposisi term deposit (TD) mencapai 37% atau Rp4,9 triliun.
Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung menyebut pertumbuhan penyaluran kredit terdorong strategi kolaborasi dengan berbagai mitra, seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.
“Walaupun situasi perekonomian global masih mengalami ketidakpastian, strategi bisnis dan fundamental kuat Bank Jago mampu membawa pertumbuhan yang positif dan berkualitas,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (26/4/2024)
Terakhir, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 55%, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.