Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI RATE: Bunga Deposito Masih Tinggi

Dalam upaya menjaga pertumbuhan kredit yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, maka Bank Indonesia memutuskan tetap mempertahan suku bunga acuan BI (BI Rate) di level 7,5%

Bisnis.com, JAKARTA--Dalam upaya menjaga pertumbuhan kredit yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, maka Bank Indonesia memutuskan tetap mempertahan suku bunga acuan BI (BI Rate) di level 7,5%.

Angka BI Rate telah bertahan hingga delapan bulan. Direktur Eksekutif Departemen BI Tirta Segara menuturkan kebijakan BI Rate tersebut konsisten untuk mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4,5% plus minus 1% pada tahun ini dan 4% plus minus 1% pada 2015.

"Stabilitas sistem keuangan masih solid ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan relatif terjaga karena kinerja pasar keuangan," ungkapnya, Kamis (10/7/2014).

Tingginya BI Rate, ternyata mampu mengerem laju pertumbuhan kredit. Hingga Mei 2014, laju kredit industri perbankan mencapi 17,4%, padahal di akhir tahun sebelumnya hampir menyentuh 22%. Tirta optimis laju kredit hingga akhir tahun ini bakal tumbuh 15%.

Adapun tujuan pengereman laju kredit, bertujuan untuk menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat yakni di bawah 3% dari produk domestik bruto.

Selain mempertahankan BI Rate, BI juga mempertahankan suku bunga lending facility dan suku bunga deposit facility masing-masing tetap pada level 7,50% dan 5,75%.

Bank Indonesia menilai bahwa stabilitas makro ekonomi masih terjaga di tengah proses penyesuaian struktur perekonomian ke arah yang lebih seimbang. Namun, ke depan masih terdapat sejumlah risiko dari eksternal dan domestik yang perlu diwaspadai yang dapat mengganggu tercapainya sasaran inflasi dan perbaikan kinerja transaksi berjalan.

Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Solikin M. Juhro mengungkapkan kegiatan perekonomian masih tergantung dengan siklus dari kegiatan ekonomi. Dia mengungkapkan jika kegiatan ekonomi kencang, maka moneter akan melakukan perlambatan.

"Pertumbuhan uang beredar juga menurun dan hal tersebut konsisten dengan perlambatan kredit perbankan," katanya.

Dalam Survei Kegiatan Dunia Usaha kuartal II/2014 yang dirilis BI, tercatat kondisi keuangan yang dinilai dari likuiditas dan rentabilitas masih baik. Survei tersebut mengkonfirmasi kondisi keuangan perusahaan pada kuartal II/2014 masih baik meskipun dengan nilai saldo bersih yang lebih rendah dari kuartal sebelumnya.

Hal tersebut tercermin dari saldo bersih kondisi likuiditas selama 3 bulan terakhir sedikit menurun dari kuartal I/2014 sebesar 41,12% menjadi 40,52%, begitu juga dengan rentabilitas dari 39,66% menjadi 38,04%.

Survei menyebutkan akses kredit masih mudah. Hal tersebut tercermin dari saldo bersih pada kuartal II/2014 sebesar 4,36%, akan tetapi lebih rendah dibandingkan 5,71% pada kuartal sebelumnya.

Namun, menurut responden yang menjawab, kendala dalam akses kredit perbankan adalah rumitnya persyaratan dan suku bunga yang tinggi.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual mengungkapkan kondisi BI Rate yang cenderung tinggi telah menyebabkan kenaikan bunga deposito, apalagi di tengah harga deposito yang cenderung mahal.

"Bunga deposito yang tinggi sudah sporadis sampai sekarang, dulu deposito single digit dan kini sudah double digit," katanya.

David menilai, jika tren kenaikan suku bunga dana masih terus berlanjut, maka akan merisaukan. Menurutnya, semakin tinggi bunga dana, maka akan semakin banyak simpanan masyarakat yang tidak dijamin.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper